EmitenNews.com—PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meraup laba inti sebesar USD2,331 miliar pada sembilan bulan tahun 2022, atau naik 262 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat senilai USD644 juta.


Hasil itu mendongkrak laba per saham diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level USD0,06122 per lembar, sedangkan di akhir September 2021 berada di level USD0,01316.


Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir menjelaskan, hasil tersebut berkat harga batu bara yang tinggi dan keunggulan operasional yang berkelanjutan.


“EBITDA operasional ADRO naik 231 persen secara tahunan menjadi USD3,798 miliar dari USD1,149 miliar berkat harga jual rata rata (ASP) pada kuartal III yang naik 87 persen secara tahunan dan produksi yang masing-masing naik 106 persen,” jelas dia kepada media. Selasa (1/11/2022).


Ia merinci, pendapatan usaha Adaro Energy Indonesia yang dilaporkan tercatat naik 130% persen menjadi USD5,913 miliar dari USD2, 569 miliar pada akhir September 2021.


“Walau cuaca buruk, terjadi curah hujan yang tinggi, dan tantangan pengadaan alat berat, ADRO berhasil meningkatkan produksi sebesar 14 persen menjadi 45,4 juta ton dari 39,6 juta pada sembilan bulan 2022,” jelas dia.


Ia melanjutkan, peningkatan produksi mendorong kenaikan penjualan batu bara dengan porsi yang sama menjadi 44,2 juta ton pada sembilan bulan tahun 2022 dari 38,9 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya.


“Selain itu, Adaro mencatat peningkatan pengupasan lapisan penutup di kuartal ini dan saat ini stabil pada 173,5 Mbcm pada sembilan bulan tahun 2022. Jika cuaca mendukung, nisbah kupas ini diperkirakan akan meningkat pada kuartal IV 22, namun nisbah kupas sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan dicapai di bawah target yang ditetapkan sebesar 4,1 kali,” pungkas dia.