EmitenNews.com - Saham PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) saat ini tengah menjadi sorotan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terdeteksi adanya pola transaksi yang dianggap tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA). Sejak lima hari perdagangan terakhir, saham CASA mengalami fluktuasi harga yang signifikan, menunjukan volatilitas yang mencolok.

Harga saham CASA saat ini, Senin (15/1), pukul 13.30 WIB, terpantau melemah 4,63 persen ke harga Rp720, namun dalam sebulan, saham CASA tercatat menguat sebanyak 16,13 persen.


“Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.” tulis manajemen BEI dalam keterangan resminya, dikutip Senin (15/1).

Namun dengan masuknya CASA dalam radar pantauan BEI, investor diharapkan terus memantau pergerakan saham tersebut, dengan harapan agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pasar pada instrumen keuangan tersebut.


Adapun dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham CASA tersebut, BEI juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham casa tersebut

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.


Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga kuartal III 2023, CASA meraih jumlah pendapatan Rp6,12 triliun turun dari pendapatan Rp8,13 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Laba sebelum beban pajak mengalami kenaikan yang signifikan, yakni hingga Rp60,73 miliar dari sebelumnya sebesar Rp57,06 miliar. Sehingga, laba periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mengalami penurunan menjadi Rp34,70 miliar dari sebelumnya Rp39,97 miliar.