EmitenNews.com - Pada perdagangan kemarin indeks di bursa Wall Street ditutup melemah. Kondisi itu, dipicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor sepuluh tahun 7 basis points (bps) ke level 4.614 persen, tertinggi sejak awal Mei ini.

Kenaikan imbal hasil tersebut tidak terlepas dari perkembangan ekonomi Amerika terkini dan sepinya peminat lelang surat utang pemerintah dengan tenor lima tahun. Penawaran yang masuk hanya sebesar USD70 miliar dengan rasio bid to cover 2.30 di bawah rata-rata 10 kali lelang terakhir di level 2.45.

Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyatakan, melemahnya indeks di bursa Wall Street dan turunnya mayoritas harga komoditas diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar.

Sementara itu, peluang berlanjutnya tekanan terhadap saham berkapitalisasi besar, BREN pasca masuk ke papan pemantauan khusus dan masih besarnya aksi jual investor asing diprediksi akan menjadi tambahan sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan.

“IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahannya dengan kisaran support 7035/6930 dan resist 7245/7350 pada perdagangan hari ini, Kamis (30/5/2024)”.

ANTM Spec Buy dengan support 1495 cut loss jika break di bawah 1465, jika tidak break di bawah 1495, potensi naik 1555-1585 short term.

MEDC Spec Buy dengan support 1410, cut loss jika break di bawah 1370 jika tidak break di bawah 1410, potensi naik 1490-1530 short term.

MNCN Spec Buy dengan support 334 cut loss jika break di bawah 322, jika tidak break di bawah 334, potensi naik 358-370 short term.

INCO Spec Buy dengan support 5050 cut loss jika break di bawah 4900, jika tidak break di bawah 5050, potensi naik 5350-5500 short term.

TPIA Spec Buy dengan support 8900, cutloss jika break di bawah 8650, jika tidak break di bawah 8900, potensi naik ke 9400-9650 short term.

BBTN Spec Buy dengan support 1230, cut loss jika break di bawah 1200, jika tidak break di bawah 1230, potensi naik 1290-1320 short term.