EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street perdagangan akhir pekan lalu ditutup melemah tipis. Dow Jones terkoreksi 60 poin (0,17 persen) menjadi 34.580, S&P 500 turun 39 poin (0,84 persen) pada level 4.538, Nasdaq melemah 296 poin (1,92 persen) ke posisi 15,085, dan EIDO anjlok 0,29 poin (1,24 persen) pada level 23.37.
Koreksi tipis itu, dipicu sentimen negatif rilis data tenaga kerja jauh di bawah konsensus, dan ketidakpastian perekonomian seiring varian Omicron. Selama sepekan Dow Jones, S&P 500, dan NASDAQ minggu lalu kompak ditutup melemah. Rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) November terjadi perlambatan penambahan tenaga kerja baru.
Nonfarm Payroll hanya bertambah 210 ribu, jauh di bawah konsensus ekonom Dow Jones 573 ribu. Jumat lalu, perdagangan cenderung volatile tersebab sikap investor masih mengamati varian Omicron, dan dampaknya terhadap perekonomian. AS Jumat lalu telah mendeteksi lima warga terjangkit Covid-19 varian Omicron dengan gejala ringan.
Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut koreksi indeks Wall Street akan menjadi sentimen negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara itu, koreksi signifikan harga batu bara, CPO, dan tembaga berpotensi menjadi katalis negatif tambahan bagi Indeks. Indek diprediksi bergerak melemah dengan support level 6.490, dan resistance level 6.590.
Sejumlah saham laik beli antara lain BBTN support Rp1.715, resisten Rp1.755, TINS support Rp1.575, resisten Rp1.615, TBIG support Rp2.940, resisten Rp3.000, dan MDKA support Rp3.630, resisten Rp3.700. (*)
Related News
HUT Ke-44 YDBA, Astra Dukung Kolaborasi Demi Masa Depan UMKM Indonesia
Menkeu Dorong IsDB Agar Bisa Bantu Lebih Banyak Negara Anggota
EBT Berpeluang Besar Bantu Sektor Kelistrikan Nasional
Kemenperin Jodohkan IKM Pangan dan Furnitur dengan Ritel
Industri Pangan Sumbang 39,1 Persen PDB Industri Pengolahan Nonmigas
Kinerja Solid, Kuartal I-2024 BREN Raup Pendapatan USD145 Juta