EmitenNews.com - Perdagangan akhir pekan lalu, indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat. Dow Jones menguat 179 poin (0,50 persen) menjadi 36.100, S&P 500 surplus 34 poin (0,72 persen) pada level 4.683, Nasdaq naik 157 poin (1,00 persen) pada posisi 15,861, dan EIDO melemah 0,07 poin (0,29 persen) ke level 23,94. 


Meski begitu, secara mingguan ketiga indeks mencatat koreksi, dan mematahkan rekor lompatan enam minggu terakhir. Kekhawatiran investor terhadap lonjakan inflasi Oktober menjadi sentimen negatif utama menekan indeks sepekan terakhir. Bulan lalu, inflasi AS tercatat 6,2 persen, naik signifikan dari bulan sebelumnya 5,4 persen. 


Angka inflasi itu, tertinggi 30 tahun terakhir. Membuat imbal hasil obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun naik, dan menekan saham sektor teknologi. Pada akhir pekan, saham-saham sektor teknologi berkapitalisasi besar berbalik menguat setelah sebelumnya tertekan. Facebook-induk dari Meta menguat 4,01 persen.


Lalu, Apple melesat 1,43 persen, Microsoft melonjak 1,29 persen, dan Amazon melangit 1,52 persen. Sementara itu, emiten komponen indeks Dow Jones Johnson & Johnson menguat 1,2 persen. Itu terjadi setelah ada berita perusahan akan memisahkan divisi barang kesehatan konsumen menjadi perusahaan publik tersendiri. 


Merespons itu, Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut penguatan indeks Wall Street seiring rebound saham-saham sektor teknologi akan menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). Sementara itu, lonjakan sejumlah harga komoditas, dan ekspektasi kembali surplus neraca perdagangan Oktober akan menjadi tambahan sentimen positif pasar. 


Indeks diprediksi bergerak menguat dengan support level 6.610, dan resistance level 6.690. Sejumlah saham laik koleksi antara lain ICBP support Rp8.850, resisten Rp9.050, INCO support Rp4.850, resisten Rp4.930, EXCL support Rp2.970, resisten Rp3.040, dan TINS support Rp1.590, resisten Rp1.615. (*)