EmitenNews.com - Calon emiten teknologi rekayasa PT Nanotech Indonesia Global Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), dengan melepas sebanyak 1,285 miliar saham biasa bernominal Rp10 per saham dan akan menggunakan kode saham NANO.


Perseroan berencana melepas 29,99 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh. PT Nanotech Indonesia Global Tbk bakal menawarkan saham dengan kisaran harga Rp95 hingga Rp105 per saham, jelas prospektus NANO pada laman e-IPO BEI, Selasa (8/2/2022).


Sehingga akan meraup dana sebesar Rp122,075 miliar hingga Rp134,925 miliar. Kedepannya, perseroan masih berpeluang mendapatkan dana dari hasil pelaksanaan 1,028 miliar waran seri I yang diterbitkan bersamaan dengan IPO.


Jelasnya, waran itu akan diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham baru pada penjatahan tanggal 8 Maret 2022, dengan rasio 10 saham baru mendapat 8 waran. Setiap 1 waran dapat ditebus menjadi satu saham perseroan seharga Rp125 mulai tanggal 7 September 2022 hingga 7 Maret 2025.


Jika semua pemegang waran menebusnya, maka perseroaan mendapatkan dana segar lagi Rp128,5 miliar. Menariknya, UOB Kay Hian Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek telah menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap emisi yang akan dilepas.


Sebagai langkah awal, perseroan dengan anggota bursa itu telah melakukan penawaran awal tanggal 8 hingga 15 Februari 2022. Diharapkan efektif IPO terbiit pada tanggal 24 Maret 2022. Jika demikian, akan memasuki masa penawaran umum pada tanggal 1 hingga 8 Maret 2022.


Rencananya, dana hasil IPO tersebut digunakan untuk belanja modal dan modal kerja. Rincinya, untuk modal kerja sebesar Rp16,39 miliar untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi berbasis rekayasa material (teknologi rekayasa) Perseroan, dalam rangka menunjang Strategic Business Unit (SBU) Properti dan Konstruksi, serta Strategic Business Unit (SBU) Akuakultur dan Agribisnis.


Selain itu, masih untuk modal kerja sebesar Rp16,7 miliar untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi dalam rangka mendukung pengembangan dan perluasan usaha Strategic Business Unit (SBU) Kesehatan, Kosmetik, dan Farmasi termasuk untuk pengembangan produk.


Modal kerja berikutnya sebesar Rp 16,221 miliar untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait layanan utama Perseroan yaitu Layanan Riset dan Pengembangan.


Kemudian sebesar Rp17,045 miliar pembelian mesin dan perlengkapan untuk implementasi teknologi pemanfaatan limbah, dalam rangka mendukung pengembangan dan perluasan usaha Sub Strategic Business Unit (SubSBU) Teknologi Pengolahan Limbah pada Strategic Business Unit (SBU) Industri Umum.


Perseroan juga menganggarkan sebesar Rp3,618 miliar untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan sistem penunjangnya, seperti pengembangan aplikasi dan sistem manajemen untuk peningkatan efisiensi dan perluasan jangkauan usaha Perseroan. Adapun sisanya, untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha dan pembelian bahan baku.