EmitenNews.com - Pada 2023, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia sebesar 0,447 turun sebanyak 0,012 poin dibandingkan sebelumnya yang sebesar 0,459. Penurunan sebesar 0,012 poin tahun ini sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan IKG pada 2020, yaitu sebesar 0,016 poin.


Selain itu, penurunan IKG Indonesia pada tahun 2023 ini melanjutkan perbaikan yang telah dicapai sejak 2019. Dengan demikian, selama lima tahun terakhir, IKG Indonesia secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun.


Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejak 2018, IKG Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,010 poin per tahun sehingga totalnya mencapai 0,052 poin selama lima tahun terakhir.


Penurunan IKG Indonesia 2023 dipengaruhi oleh perbaikan seluruh indikator pada ketiga dimensinya, khususnya dimensi pasar tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 53,41 persen pada 2022 menjadi 54,52 persen pada 2023, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat dari 83,87 persen pada 2022 menjadi 84,26 persen pada 2023.


Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Indonesia menunjukkan peningkatan yang konsisten pada ketiga dimensi pembentuknya. Perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa risiko potensial kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia telah berhasil diminimalkan. Sementara itu, dimensi pemberdayaan dan pasar tenaga kerja juga mengalami perbaikan.


Terdapat dua indikator dalam dimensi kesehatan reproduksi, yaitu: proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).


Data menunjukkan bahwa kedua indikator dimensi kesehatan reproduksi pada 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022. Pada 2023, MTF mencapai 0,126, sedikit menurun dibandingkan 2022 yang mencapai 0,140. MHPK20 mengalami penurunan sebesar 0,007 poin dari tahun sebelumnya menjadi 0,258. (*)