EmitenNews.com - Tidak bisa dibantah, Jepang adalah mitra strategis Indonesia. Tahun 2022, Jepang menduduki peringkat keempat terbesar negara tujuan ekspor nonmigas dari Indonesia. Pada periode yang sama, Negeri Matahari Terbit itu, merupakan negara terbesar kedua yang menjadi sumber impor nonmigas bagi Indonesia. Hal ini menjadikan Jepang sebagai mitra strategis bagi Indonesia. 

 

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini berupaya meningkatkan hubungan kerja sama dengan Jepang melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Kerangka kerja sama tersebut diharapkan dapat memperkuat aspek rantai pasok serta mendukung upaya transisi energi, salah satunya dalam pengembangan green hydrogen.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (6/6/2023), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan produksi energi terbarukan dan green hydrogen. 

 

“Untuk itu, perlu kolaborasi antara investor, lembaga keuangan, industri dan pembuat kebijakan untuk menyediakan skema pembiayaan yang inovatif dalam mempercepat proses transisi energi,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

 

Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan teknologi energi bersih dan rendah karbon agar lebih terjangkau dan mudah diakses. Karenanya, diharapkan Pemerintah Jepang dan sektor swasta dapat mendukung rencana tersebut.

 

Melalui pertemuan dengan Menteri Perekonomian, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yasutoshi Nishimura, Menperin membuka peluang kerja sama pengembangan green hydgrogen dengan Jepang dalam bentuk knowledge sharing dan deployment of clean technology transfer. Hal ini didukung oleh kondisi Indonesia sumber daya energi terbarukan yang besar, sedangkan Jepang terkenal dengan keahliannya dalam solusi energi bersih.

 

Kepada Menteri Nishimura, Menperin menyampaikan bahwa Indonesia sedang memajukan transisi energi dengan prioritas utama mengembangkan industri hilir, khususnya industri electric vehicle (EV). Seperti disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, industri EV berperan penting dalam rantai pasokan global, khususnya untuk memperkuat industri hilir.

 

Sementara itu Menteri Nishimura menyatakan, Jepang menganggap Indonesia sebagai mitra terpenting dalam Asian Zero Emission Community (AZEC). Dalam hal upaya ini, Jepang telah memprakarsai transisi energi melalui Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) yang juga dipimpin oleh Amerika Serikat. 

 

Inisiasi untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) yang memobilisasi USD20 miliar untuk pembiayaan publik dan swasta bagi Indonesia dan AZEC, serta Indonesia Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact yang berhasil meluncurkan USD698 juta. Kemitraan ini ditargetkan mendukung percepatan pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060. ***