Indonesia Tawarkan Relaksasi dalam Negosiasi Tarif dengan AS
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono dan Wakil Dewan Ekonomi Nasional, Marie Elka Pangestu saat memberikan keterangan pers dari Washington DC mengenai perkembangan proses negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (Foto: RRI, Tangkapan Layar Zoom)
EmitenNews.com - Indonesia menjadi salah satu negara yang paling awal diterima AS dalam negosiasi tarif, selain Vietnam, Jepang dan Italia. Dalam negosiasi tersebut tim yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menawarkan sejumlah opsi dan relaksasi kepada AS.
"Usulan dari Indonesia antara lain meningkatkan pembelian energi seperti LPG dan bensin. Meningkatkan pembelian produk agrikultur seperti gandum dan kedelai serta meningkatkan pembelian barang modal dari AS," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers dari Washington DC, Jumat (18/4/2026) waktu Indonesia.
Selain itu, tambah Menko, Indonesia akan memfasilitasi perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia. Terutama terkait masalah perizinan dan insentif yang dapat diberikan
"Indonesia juga menawarkan kerjasama mineral strategis atau kritikal mineral, mempermudah prosedur impor termasuk produk holtikultura dari AS. Serta mendorong investasi yang dilakukan secara Business to Business," ucapnya.
Di sisi lain, Indonesia akan mendorong penguatan kerjasama pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Utamanya untuk sektor pendidikan, teknologi, engineering, matematika dan ekonomi digital.
Sektor layanan jasa keuangan, juga menjadi salah satu isu yang dibawa Indonesia dalam negosiasi tarif dengan AS. Karena sektor ini cenderung menguntungkan negara AS.(*)
Related News
Produsen Minuman asal Buleleng Bali Perluas Pasar Internasional
Pakar Hukum Ini Minta Korporasi Penyebab Bencana Juga Harus Dipidana
Pemerintah Perpanjang Tax Holiday Hingga 2026, Cek Hitung-Hitungannya
Target Pemerintah Belanja Masyarakat Rp110 Triliun, Ayo Cek Programnya
Akselerasi Koperasi Merah Putih, Semen Indonesia Gandeng Agrinas
Bea Keluar Batu Bara Mulai 1 Januari 2026, Bahlil Ungkap Pasal 33 UUD





