EmitenNews.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan permasalahan sampah di Indonesia sampai saat ini terus berkembang dan membutuhkan solusi segera untuk diatasi secara bersama-sama. Pasalnya baru sekitar 20 persen sampah plastik yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku plastik dengan kualitas food grade.


Oleh karena itu, salah satu pendekatan pengelolaan sampah nasional adalah pendekatan circular economy (ekonomi sirkular).


“Wujud penerapan circular economy terhadap pengolahan sampah adalah dalam bentuk daur ulang. Apalagi, peluang bisnis semacam ini sudah di depan mata. Tren untuk menggunakan produk-produk recycle itu semakin tinggi, terutama di market luar negeri, yang akan menjadi target pasar ekspor kita,” ujar Menperin saat meresmikan Pabrik Daur Ulang PET (Polyethylene Terephthalate) Food Grade PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) di Jombang, Jawa Timur, Rabu (8/2).


Untuk itu, penerapan konsep ekonomi sirkular perlu didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi. “Sehingga sumber daya yang tersedia akan terus termanfaatkan melalui penggunaan material yang terus berputar dalam suatu lingkaran ekonomi sehingga dapat digunakan secara terus-menerus,” imbuhnya.


Menperin menjelaskan, rantai industri daur ulang plastik merupakan circular economy yang kini banyak menjadi sorotan. Sektor ini mengolah sampah plastik seperti sampah kemasan dan barang-barang plastik lainnya menjadi produk bernilai tambah, mulai dari resin daur ulang hingga produk-produk jadiseperti barang-barang dari plastik, tekstil, dan palet.


“Saat ini, populasi industri daur ulang plastik di Indonesia berjumlah sekitar 241 industri dengan nilai investasi mencapai Rp20 trilliun dan kemampuan produksi sebesar 2,54 juta ton per tahun dan akan terus mengalami peningkatkan seiring dengan adanya komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di lautan sampai 70% di tahun 2025 dengan tumbuhnya industri daur ulang nasional,” ungkapnya.


Agus menambahkan, pihaknya telah menjalankan berbagai kebijakan untuk mendorong tumbuhnya industri daur ulang plastik, antara lain melalui penerapan Pedoman Tata Cara Produksi PET daur ulang untuk kemasan pangan, Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk resin PET Daur Ulang, melakukan inisiatif untuk menerapkan regulasi Tingkat Komponen Daur Ulang pada barang jadi plastik agar dimanfaatkan dalam pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, serta memberikan insentif pengurangan PPn bagi industri daur ulang plastik.


“Upaya tersebut diharapkan dapat membangun ekosistem ekonomi sirkular melalui pengolahan sampah plastik di Indonesia, merangsang industri daur ulang plastik nasional serta memperkuat infrastruktur gerakan ekonomi sirkular di Indonesia dengan berprinsip pada penggunaan sumber daya yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” paparnya.


Sementara itu,Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI) Andi percaya bahwa bisnis daur ulang plastik memiliki potensi besar. "Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik akan berperan besar terhadap lingkungan dan sekaligus pertumbuhan ekonomi negara,” ungkapnya.


Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo menyatakan bahwa beroperasinya PT BIPJ akan semakin meningkatkan keyakinan produsen air minum dalam kemasan terkait alternatif kemasan yang aman dan bernilai daur ulang tinggi, yaitu PET. “Kami berharap, BIPJ dapat menjadi wadah sirkuler bagi para produsen air minum dalam kemasan, sehingga kami dapat mewujudkan dan mendukung kebijakan pemerintah terkait peta pengurangan jalan sampah,” ujarnya.(*)