Ini Alasan RAAM Getol Produksi Film Seram
Ilustrasi PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM)
EmitenNews.com - Perusahaan tercatat di bursa yang bergerak di sektor distribusi dan produksi film, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), mengungkap alasan Perseroan getol memproduksi film bergenre horor. Beberapa film horor produksi RAAM yang meledak di pasaran tahun ini adalah "Pengantin Setan", dan yang terbaru adalah "Dia Bukan Ibu".
Film "Pengantin Setan" bahkan didistribusikan hingga ke luar negeri, yaitu di Malaysia, Vietnam, Kamboja, Amerika Latin, dan berbagai pasar internasional lainnya. "Dia Bukan Ibu", sebuah film horor psikologis yang disutradarai oleh Randolph Zaini dan dibintangi Artika Sari Devi, sukses tayang perdana di Fantastic Fest 2025 dan tayang di bioskop pada 25 September 2025.
Manajemen RAAM, dalam laporan keterbukaan informasi, Rabu, 10 Desember 2025, menjelaskan alasan utama Perseroan fokus pada produksi film seram tersebut.
"Fokus pada konten horor tidak hanya terjadi di RAAM. Dalam situasi pasar film Indonesia saat ini, hampir seluruh rumah produksi cenderung merilis konten horor karena genre ini memiliki peminat yang konsisten," ujar manajemen RAAM dalam laporan hasil paparan publik perseroan yang disampaikan Corporate Secretary, Audrya Luvika Siregar .
Meski memiliki basis penggemar yang kuat, Manajemen RAAM juga memastikan bahwa film non-horor yang diproduksinya, seperti film "Agak Laen 2" yang saat ini sedang tayang memperoleh jumlah penonton yang sangat besar.
"Faktor utama yang menentukan kesuksesan sebuah film tetap pada kualitas konten, terlepas dari genrenya. MVP sendiri tetap memproduksi film non-horor untuk memastikan portofolio konten kami beragam dan sesuai dengan preferensi penonton yang terus berkembang," jelasnya.
Ekspansi 2026
Dalam laporan hasil paparan publik itu, Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan ekspansi jaringan bioskop Platinum Cineplex pada 2026, yaitu sebanyak 3-5 lokasi bioskop baru setiap tahun, sesuai komitmen yang telah disampaikan saat penawaran umum perdana saham (IPO).
Selain itu, Perseroann juga bupaya meningkatkan kontribusi pendapatan dari segmen makanan dan minuman (F&B). Saat ini, kontribusi F&B terhadap total pendapatan mencapai sekitar 35 persen, dan perseroan menargetkan kenaikan menjadi 38 persen pada 2026, serta 40 persen dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Peningkatan ini didorong oleh margin F&B yang relatif tinggi, yaitu sekitar 70 persen.
Sedangkan, untuk target pendapatan dan laba, Perseroan tidak dapat memberikan proyeksi spesifik dikarenakan ketentuan Keterbukaan Informasi serta etika terkait insider trading. "Yang dapat kami sampaikan adalah bahwa Perseroan menargetkan pertumbuhan yang positif," ujarnya.
Related News
Transparansi Laporan Tahunan, Bank Mandiri Raih Juara 1 ARA 2024
Inilah Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Warga Kepulauan
Harga Rp600, JTPE Buyback 342,6 Juta Lembar
Baru Mulai Ekspansi, Saham PJHB Meroket 100 Persen
Babak Baru! Tjokro Group Kerek Aset GPSO Jadi Rp5 Triliun
Suspensi Dibuka, Saham INET Diproyeksi Melesat ke 1.350





