EmitenNews.com - Garuda Indonesia (GIAA) memproyeksi kinerja usaha positif pada kuartal IV-2022. Itu seiring langkah intensif implementasi restrukturisasi secara menyeluruh. Optimisme itu, ditunjang peluang peningkatan demand masyarakat periode peak season akhir tahun.


Selain itu, juga realisasi aksi korporasi melalui optimalisasi alat produksi ditunjang percepatan program restorasi armada. ”Sejalan penuntasan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan restrukturisasi, di antaranya right issue sebagai bagian tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU, dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah,” tutur Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.


Outlook kinerja positif usaha Garuda Indonesia Group itu, terefleksi melalui laba bersih semester 1-2022 sebesar USD3,76 miliar. Selain peningkatan pendapatan usaha 26,10 persen, diiringi penurunan beban usaha 11,71 persen, tabulasi laba bersih turut dikontribusi hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU. Sesuai perjanjian perdamaian telah disetujui lebih dari 95 persen kreditur, pendapatan restrukturisasi karena ada skema penyelesaian utang kreditur melalui mekanisme haircut, dan perpanjangan fasilitas utang. ”Pencatatan pendapatan atas restrukturisasi utang tentu dilakukan mengacu terhadap standar akuntansi keuangan berlaku, dan telah diaudit auditor independen PricewaterhouseCoopers (PWC) Indonesia dengan pendapat wajar tanpa pengecualian,” tegas Irfan.


Kinerja operasional Garuda Indonesia secara grup mencatat pertumbuhan penumpang 10,59 persen atau 6.516.555 orang dari periode sama tahun sebelumnya 5.892.274 jiwa. Kinerja positif mulai terlihat dari performa angkutan penumpang Garuda Indonesia semester pertama 2022 mencapai 2.177.034 orang dibanding periode sama 2021 yaitu 1.910.475 jiwa. Pertumbuhan signifikan tercatat dari rute internasional meningkat 285 persen dengan total 218.734 penumpang. 


”Dengan landasan kinerja operasional makin solid khususnya dari langkah penyehatan kinerja keuangan, kami optimistis kinerja usaha secara konsisten dapat terus menunjukkan pertumbuhan positif kuartal IV-2022 mendatang, khususnya dengan melihat demand penumpang terus kami optimalkan melalui akselerasi program restorasi armada untuk memaksimalkan tingkat keterisian jelang periode peak season libur akhir tahun ini,” urai Irfan. 


Tingkat permintaan penumpang kuartal IV-2022, menunjukkan proyeksi pertumbuhan menjanjikan. Di mana, dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi periode Oktober-Desember 2022, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV-2022 berkisar di angka 84 persen. Angka itu, tentu akan bergerak dinamis sejalan program restorasi armada sedang berlangsung, demand pasar periode peak season natal, dan tahun baru mendatang. 


Melalui pelaksanaan restorasi armada khususnya akhir 2022, Garuda Indonesia Group memproyeksi dapat mengoperasikan 119 armada. Itu terdiri dari 61 armada dioperasikan Garuda Indonesia, dan 58 armada Citilink. Akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada dioperasikan Garuda Indonesia. Di antaranya melalui percepatan pengembalian secara bertahap.


Salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 diproyeksi berlangsung hingga akhir 2022. ”Berbekal langkah akseleratif implementasi restrukturisasi kinerja, dan outlook market industri penerbangan menjanjikan khususnya pada pangsa pasar domestik, kami memproyeksikan misi transformasi kinerja dapat berjalan makin solid guna menjadikan Garuda Indonesia entitas bisnis makin sehat, adaptif, dan berdaya saing,” harap Irfan. (*)