Investor Terlihat Wait and See, Ini Rekomendasi Untuk DRMA, SMKL, BBYB dan MEDC
EmitenNews.com - Kemarin (22/12) IHSG ditutup -24 poin (-0.38%) ke posisi 6529. Data perdagangan mencatat investor asing net sell Rp 207 miliar di pasar regular.
Kemarin (22/12) Dow +261 poin (+0.74%), Nasdaq +180 poin (+1.18%), S&P500 +47 poin (+1.02%). Bursa AS melanjutkan reli setelah rilis data ekonomi yang optimis, serta perkembangan tentang varian Omricon. Consumer Confidence dan penjualan rumah di AS mengalami peningkatan dibandingan bulan sebelumnya. Perkembangan lainnya, AS mengesahkan pil antivirus Covid-19 oral Pfizer Inc untuk usia 12 tahun ke atas, menjadikannya perawatan di rumah pertama untuk virus corona.
“Hari ini IHSG diprediksi bergerak mix. Investor terlihat bersikap berhati-hati menanggapi kebijakan The Fed terkait Tappering. Dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru,” kata Indra Tedja Kusuma Analis Sucor Sekuritas, Kamis (23/12/2021).
Mulai Selasa (21/12/2021) kemarin, Bank Indonesia (BI) menetapkan BI-Fast sebagai system pembayaran nasional menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Dengan demikian, transfer antarbank turun menjadi Rp 2500 per transaksi lebih rendah dibandingkan SKNBI sebesar Rp 6500 per transaksi. Diharapkan, system baru ini dapat meningkatkan volume transaksi sehingga mendorong pemulihan ekonomi.
DRMA (478) Support : 468 Resist : 494 / 550 Target Price : 550
SMKL (505) Support : 470 Resist : 550 Target Price : 550
BBYB(2790) Support : 2730 Resist : 2850 / 2900 Target Price : 2900
MEDC (486) Support : 480 Resist : 520 / 545 Target Price : 520
Related News
Rawan Koreksi, IHSG Susuri Level 8.200
IHSG Terseret Koreksi, Bungkus Saham BBTN, BSDE, dan MEDC
BEI Ungkap Pipeline IPO, Calon Emiten Jumbo Belum Muncul?
Periksa! Ini Daftar 10 Saham Top Losers dalam Sepekan
Simak! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini
Superior! IHSG Sepekan Meroket 4,50 Persen





