EmitenNews.com - PT Bukalapak.com (BUKA) menjalani initial public offering (IPO) dengan semarak. Manajemen Bukalapak begitu optimistis. Dengan kepala tegak, saham IPO Bukalapak dibanderol Rp850 per lembar. Faktanya, ternyata pasar menghukum Bukalapak.


Pelan namun pasti, saham Bukalapak terus melorot. Bukan meroket menuju level Rp1.000 per lembar, justru sebaliknya saham Bukalapak bernasib tragis. Tanpa adab, pemodal membanting saham Bukalapak dengan serampangan. Efeknya, kini saham Bukalapak menyusuri gorong-gorong gelap berbekal harga Rp268 per lembar. 


Apakah saham Bukalapak berpotensi rebound? Tentu saja peluang itu belum tertutup. Melihat pergerakan saham Bukalapak turun secara agresif, besar kemungkinan saham Bukalapak akan mengalami rebound. Apalagi dengan adanya IPO GoTo. ”Jadi, IPO GoTo akan menjadi sentimen positif untuk saham BUKA,” tutur Andhika Cipta Labora, analis Kanaka Hita Solvera (KHS).


Sejatinya, ayunan terjun bebas saham Bukalapak saat ini sudah merefleksikan fundamental perusahaan. Maklum, kala IPO tempo hari dulu, harga saham Bukalapak cukup premium dengan keadaan kinerja laporan keuangan sedang negatif. Saat ini, market sudah mulai merespons kinerja tersebut, dan berbagai sentimen lain yang membayangi sektor teknologi. Misalnya, kenaikan tingkat suku bunga akan menambah beban operasional.


Aksi buang atas saham Bukalapak karena investor kecewa terhadap kinerja perseroan. Berdasar laporan keuangan kuartal lII-2021, Bukalapak masih membukukan rugi bersih senilai Rp1,12 triliun. ”Selain itu, dana hasil IPO belum digunakan secara maksimal untuk ekspansi, dan masih berada di posisi kas dengan nilai Rp23,6 triliun,” ulasnya. 


Berkaca pada data dan fakta itu, IPO GoTo akan mengalami nasib serupa? tentu harga saham GoTo akan lebih terjaga. Itu karena di internal GoTo ada greenshoe. Namun, perlu diwaspadai juga faktor kenaikan tingkat suku bunga dapat menjadi katalis negatif bagi pergerakan saham teknologi. (*)