Negara dengan penurunan emiten hanya terjadi di Singapura yang susut 11,4% dari realisasi 2016 sebanyak 757 emiten menjadi 671 emiten pada tahun ini. Berdasarkan akumulasi, total emiten di pasar modal Indonesia tercatat menjadi yang terbanyak ketiga di Asia Tenggara. Hingga pekan depan, total perusahaan terbuka di dalam negeri akan mencapai 754 emiten.
Angka itu hanya di bawah capaian bursa Thailand tahun ini yang mencapai 767 emiten, sedangkan jumlah emiten terbanyak masih dimiliki Malaysia yang mencapai 946 emiten. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan optimisme performa bursa pada tahun depan akan lebih baik dibandingkan realisasi 2021.
Namun sang Dirut BEI tidak mau memastikan bahwa realisasi 2022 akan lebih baik dari performa tahun ini. "Volatilitas (pasar saham) ini sangat dinamis, tapi tentunya untuk 2022 kami melihat optimis dan kami targetkan lebih dari 2021," tutup Inarno.
Related News

Raih 2 Juta Investor Baru, Semester I Target 2025 BEI Sudah Terlampaui

Gelar RUPST, BEI Beberkan Capaian Kinerja 2024

Gelar RUPST, KPEI Setujui Alokasi Cadangan Rp87 Miliar

BI Optimalkan Operasi Moneter Pro-Market Pascapenurunan BI Rate

OJK Tepis Rencana Buka Kode Broker

Jaga Daya Saing, BEI akan Perpanjang Jam Perdagangan Saham