EmitenNews.com—Selama sembilan bulan pertama tahun ini, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp5,04 miliar, padahal di periode yang sama setahun sebelumnya masih membukukan laba bersih senilai Rp1,04 miliar.


Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu (16/11), jumlah pendapatan OASA per Kuartal III-2022 hanya senilai Rp808,5 juta atau melorot hingga 75,7 persen dibanding per Kuartal III-2021 yang sebesar Rp3,33 miliar.


Namun selama sembilan bulan pertama di 2022, OASA bisa menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp557 juta dari Rp2,3 miliar pada periode yang sama di 2021. Sehingga, laba bruto per Kuartal III-2022 menjadi Rp251,5 juta atau jauh lebih rendah dibanding per Kuartal III-2021 yang sebesar Rp1,03 miliar.


Sementara itu, per Kuartal III-2022, OASA tercatat mengalami rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,04 miliar. Pada periode yang sama di 2021, OASA masih mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,04 miliar.


Per 30 September 2022, total liabilitas OASA melambung menjadi Rp2,6 miliar dari Rp127,91 juta per 31 Desember 2021. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Kuartal III-2022 tercatat menurun menjadi Rp42,65 miliar dari Rp47,74 miliar pada akhir Desember 2021.


Perlu diketahui, lonjakan liabilitas itu terutama dipengaruhi oleh peningkatan utang kepada pihak ketiga sebesar 10.856 persen menjadi Rp1,26 miliar dan kenaikan utang pajak sebesar 1.407 persen menjadi Rp526 juta.


Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukan efek bersifat ekuitas PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) dalam deretan saham dalam pemantauan khusus atau tanda X mulai tanggal 17 November 2022.

 

BEI dalam pengumuman, Rabu(16/11/2022) menyebutkan bahwa kebijakan itu diambil setelah OASA menyampaikan laporan keuangan kuartal III 2022 yang terlihat tidak ada pendapatan.

 

“Kriteria efek dalam pemantauan khusus atau tato nomor 3 yakni tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pada laporan keuangan terakhir dibanding laporan keuangan sebelumnya,” tulis BEI.