Kabar Baik! Ketegangan Mereda, AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor

Ilustrasi Amerika Serikat -China capai kesepakatan soal tarif dagang. Dok. CNN Indonesia.
EmitenNews.com - Kabar baik berhembus dari tercapainya kesepakatan soal tarif antara Amerika Serikat dan China, seiring dengan meredanya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu. Kedua negara adidaya itu, mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari ke depan.
Pernyataan ini dirilis setelah kedua pihak menyelesaikan negosiasi tarif dan ekonomi di Jenewa, Swiss pada Minggu (11/5/2025) waktu setempat. Laman resmi Gedung Putih pada Senin, menyebutkan, AS dan China mengakui pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral bagi kedua negara dan ekonomi global.
Dari kesepakatan itu, AS akan menurunkan tarif terhadap barang impor dari China menjadi 30 persen dari sebelumnya 145 persen. Sedangkan China akan memangkas tarif terhadap produk asal AS menjadi 10 persen dari sebelumnya 125 persen.
"Kami menginginkan perdagangan yang lebih seimbang, dan saya kira kedua pihak berkomitmen untuk mewujudkannya," ujar Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Senin (12/5/2025).
Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan bersama dengan AS secara bersamaan.
"Kami percaya konsultasi lanjutan akan membantu menyelesaikan isu-isu yang menjadi perhatian kedua negara di bidang ekonomi dan perdagangan," tulis pernyataan resmi Beijing, dilansir Financial Times.
Meredanya ketegangan, dan tercapainya kesepakatan itu, pasar global langsung merespons positif. Kontrak berjangka indeks S&P 500 naik 2,8 persen, sementara itu dolar AS menguat 0,7 persen terhadap sekeranjang mata uang utama.
Lainnya, harga emas, yang kerap dianggap sebagai aset lindung nilai, justru turun 2,3 persen.
Seperti diketahui, perang dagang antara Washington dan Beijing dimulai pada awal April lalu setelah pemerintahan Trump memberlakukan tarif tambahan atas barang-barang asal China.
Kebijakan itu langsung dibalas oleh pemerintah China dengan tarif serupa. Akibatnya, hubungan dagang kedua negara mengalami penurunan tajam.
Dalam pertemuan Jenewa tersebut, delegasi AS dipimpin oleh Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Sementara dari pihak China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng memimpin langsung tim negosiasi.
Penting dicatat, kedua negara juga mengakui pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan yang berkelanjutan, berjangka panjang, dan saling menguntungkan.
"Merefleksikan negosiasi terkini, kedua pihak dan meyakini bahwa diskusi yang berkelanjutan berpotensi untuk mengatasi berbagai masalah dari masing-masing pihak dalam hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara." DDDemikian lanjutan bunyi pernyataan bersama tersebut.
Itu berarti, Negeri "Paman Sam" dan "Negeri Panda" itu, sepakat menjalin komunikasi berkelanjutan dan kerja sama saling menghormati dalam hubungan ke depannya. AS dan China pun menyepakati poin-poin spesifik yang akan ditindaklanjuti sebelum 14 Mei 2025. ***
Related News

Urai Masalah, Ombudsman Dorong Pembentukan Badan Sawit Nasional

BRI (BBRI) Raih Digital Channel Terbaik!

Pertumbuhan Kredit Bulan Maret 2025 Menyusut Jadi 9,16 Persen

Hidupkan Lapangan Tua, Pertamina EP Targetkan Produksi 213 MBOEPD

Penyaluran Lebih Cepat, Pupuk Indonesia Uji Coba Fitur Baru i-Pubers

Lewat LinkUMKM BRI, UMKM Minuman Ini Tembus Pasar Luas