EmitenNews.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyiapkan sanksi atas kasus hujan debu akibat kebocoran fasilitas produksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), yang mencemari permukiman warga di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (10/8/2025). Sekitar 1.200 warga terdampak hujan debu pabrik semen itu.   

Dalam keterangannya yang dikutip Senin (18/8/2025), Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. menjelaskan bahwa tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar telah melakukan pengecekan dan evaluasi di lokasi kejadian. Hasilnya, kata Gubernur KDM, diketahui adanya pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) dalam produksi di pabrik semen tersebut.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku. Ada beberapa sanksi yang mungkin diberikan, mulai dari administratif, denda, hingga sanksi lain apabila pelanggaran ini dianggap berat,” kata Gubernur Dedi Mulyadi dalam videonya, Minggu (17/8/2025). 

Kepada masyarakat yang terdampak musibah lingkungan itu, Gubernur Dedi meminta masyarakat untuk tetap tenang. Mantan Bupati Purwakarta ini memastikan bahwa pemerintah provinsi akan hadir untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terkait masalah lingkungan yang merugikan warga. 

Sebelumnya, kebocoran pabrik PT Indocement di Citeureup menyebabkan hujan debu yang menyelimuti pemukiman, dengan sekitar 1.200 warga terdampak. Para warga melaporkan mengalami batuk-batuk dan telah menjalani pemeriksaan kesehatan gratis yang difasilitasi oleh perusahaan bersama puskesmas setempat. 

Pj Kepala Desa Citeureup, Padi Ardianto, mengungkapkan bahwa hujan debu menutupi rumah, jemuran, dan warung-warung warga. Banyak warga, termasuk anak-anak, mengeluhkan gejala batuk-batuk setelah terpapar debu putih. 

Meskipun tidak ada kerusakan material, warga mendesak adanya kompensasi tambahan dari perusahaan di luar program tanggung jawab sosial (CSR) rutin. Padi Ardianto juga mengungkapkan bahwa insiden serupa pernah terjadi di Citeureup beberapa tahun lalu. Warga melaporkan keluhan kesehatan akibat terpapar debu dari pabrik semen. 

“Kejadian ini bukan pertama kali, dan harapan kami tidak terulang lagi,” kata Padi Ardianto seperti ditulis Kompas. 

Insiden hujan debu akibat kebocoran fasilitas produksi Indocement ini telah mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan warga di beberapa RW di Desa Citeureup, dengan banyak yang mengeluhkan rumah dan barang-barang mereka tertutup debu putih serta munculnya gejala batuk-batuk. 

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyampaikan permintaan maaf

Sementara itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyampaikan permintaan maaf atas kejadian hujan debu yang mencemari permukiman warga di sekitar Kompleks Pabrik di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan mengklaim kejadian Minggu (10/8/2025) tersebut bersifat insidental. 

General Manager Operation Kompleks Pabrik Citeureup Indocement, Setia Wijaya, menjelaskan peristiwa itu terjadi saat Plant 5 sedang tidak beroperasi dan pekerja melakukan pembersihan sumbatan (clogging) di bagian pemisahan material. Ketika lubang pemeriksaan (check hole) dibuka, debu tidak terduga keluar dan tertiup angin kencang ke arah permukiman. 

"Segera pekerja kami menutup lubang check hole, sehingga dalam waktu sekitar tiga menit jatuhan debu semen langsung teratasi," kata Setia dalam keterangan resminya, Senin (18/8/2025). 

Usai kejadian, pihak perusahaan langsung berkoordinasi dengan pemerintah desa serta menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat terdampak. Evaluasi juga dilakukan terhadap prosedur kerja, terutama agar pembersihan sumbatan tidak dilakukan saat angin bertiup kencang. 

"Kami telah melakukan evaluasi dan koreksi terhadap prosedur pembersihan sumbatan untuk tidak dilakukan dalam kondisi angin yang bertiup kencang agar peristiwa ini tidak terulang kembali di seluruh kompleks pabrik Indocement," ujar Setia Wijaya. ***