Kadin Usulkan 7 Rekomendasi Untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Indonesia menyampaikan laporan atau white paper yang berisi tujuh usulan atau rekomendasi arah kebijakan dan pembangunan ekonomi guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada periode 2024-2029
EmitenNews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyampaikan laporan atau white paper yang berisi tujuh usulan atau rekomendasi arah kebijakan dan pembangunan ekonomi guna mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada periode 2024-2029.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen dalam 5 tahun ke depan merupakan syarat mutlak untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Karena itu, menurutnya Indonesia perlu mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
"Kami berharap white paper ini bisa menjadi referensi pemerintah dalam menyusun rencana kerja dan program pembangunan 2024-2029 sebagai landasan menuju Indonesia Emas 2045," kata Arsjad dalam acara Gen8 Talk: 8 Persen Bisa, di Jakarta, Kamis.
Laporan itu disusun secara inklusif dan kolaboratif dengan melibatkan pelaku usaha dari berbagai daerah, lembaga kajian, dan pemangku kepentingan lainnya tersebut, terbagi ke dalam empat pilar strategis dan 18 tema pertumbuhan.
Arsjad mengatakan setiap tema pertumbuhan diturunkan menjadi inisiatif yang dilengkapi dengan langkah-langkah untuk mencapai tema pertumbuhan yang ada serta dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) yang ditargetkan.
Adapun tujuh usulan tersebut, yaitu infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses dan terjangkau, membangun ketahanan kesehatan dan transformasi layanan kesehatan, mewujudkan ketahanan energi serta mengakselerasi pertumbuhan UMKM.
Selanjutnya, memperkuat basis manufaktur melalui re-industrialisasi, membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia, dan membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri.
"Kalau bicara ketahanan pangan, di situ bicara bagaimana agroindustri kita supaya berdikari, supaya bisa ekspor. Petani kita belum optimal, itu gimana supaya productivity-nya bisa lebih tinggi lagi," ujar Arsjad.(*)
Related News
Harga Emas Antam Hari ini Turun Rp16.000 per Gram
APBN Defisit Rp479,7 triliun per 31 Oktober 2025, Purbaya Bilang Aman
Kredit Perbankan Tersendat Karena Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi
Pedagang Anti Karat Amerika Terancam Rugi Bila Menjual WD 40
Prabowo Apresiasi Kontribusi PEA Bangun RS Kardiologi di Solo
Government Shutdown AS Tingkatkan Ketidakpastian Pasar Keuangan Global





