EmitenNews.com - PT Aneka Tambang atau Antam (ANTM) fokus mengawal biaya tunai alias cash cost produksi. Itu penting untuk meningkatkan laba hingga pengujung 2022. Selain itu, juga agar tetap kompetitif, dan efisien.


Di samping itu, Antam juga akan mengoptimalkan produksi, dan penjualan komoditas utama. Misalnya, nikel, emas, dan bauksit. ”Antam tetap mengoptimalkan produksi, dan penjualan komoditas utama,” tutur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Elisabeth RT Siahaan.


Selanjutnya, Antam juga akan berinovasi, dan mengembangkan usaha melalui sejumlah proyek strategis. Mulai penuntasan pabrik di Kalimantan Timur (Kaltim), pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (ev), baterai, dan kerja sama dengan beberapa investor.


Saat ini, Antam melakukan transformasi dalam efisiensi. Biaya energi, biaya jasa, dan layanan menjadi biaya terbesar sektor tambang. Mencari sumber-sumber energi alternatif tentu dengan mengurangi, dan reduce carbon emission. Antam melakukan kajian bagaimana PLN dapat menggantikan penggunaan batu bara, dan minyak sebagai energi. 


Harga per kilowatt-hour (kWh) PLN jauh lebih murah dibanding minyak dan gas. Efisiensi diharap menekan cash cost dari Cost of Good Solds (COGS), dan meningkatkan kinerja keuangan. ”Tentu ini akan berdampak positif bagi kinerja keuangan,” harap Dewa.


Sepanjang semester pertama 2022 mencatat penjualan Rp18,77 triliun, melesat 8,62 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp17,28 triliun. Laba bersih tumbuh 31,90 persen menjadi Rp1,53 triliun dibanding periode sama tahun lalu sejumlah Rp1,16 triliun. (*)