EmitenNews.com— PT PAM Mineral Tbk (IDX: NICL) menargetkan penjualan sebanyak 1,5 juta ton bijih nikel untuk periode tahun 2022, atau naik dari target 2021 yang tercatat sebanyak 1,3 juta ton. 

 

Target itu terdiri dari 900 ribu ton bijih nikel kadar tinggi (high grade, kandungan 1,5 - 1,75 persen Ni) dan 600 ribu ton bijih nikel kadar rendah (low grade, kandungan di bawah 1,5 persen Ni).

 

Khusus untuk kategori high grade hasil produksi NICL berhasil terjual habis sesuai dengan kontrak dengan pelanggan.

 

Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka mengatakan, kebutuhan nikel mulai intensif dalam perkembangan industri hulu-hilir saat ini.

 

“Kondisi ini membuat kami lebih optimistis ke depan ini akan ada nikel beserta turunannya yang akan menjadi salah satu primadona dari penggerak ekonomi Indonesia,” kata Ruddy, Rabu (6/7/2022).

 

Ia menjelaskan, pada 2024, guna memperluas jangkauan pemasaran dan ikut menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate/MHP yang dikenal sebagai bahan baku pembuatan katoda baterai, NICL juga menargetkan penjualan 920 ribu ton bijih nikel kadar tinggi.

 

Dalam jangka panjang, lanjut Ruddy, prospek industri pertambangan dan produksi nikel akan positif lantaran tingginya kebutuhan nikel.

 

Adapun saat ini, produksi NICL berasal dari dua entitas, yaitu dari pertambangan NICL sendiri dan PT Indrabakti Mustika (IBM), anak usaha NICL dengan kepemilikan langsung NICL 99,05 persen saham.

 

Menurut Ruddy, prospek bisnis NICL akan ditopang oleh prospek tingginya permintaan bijih nikel kadar tinggi, terutama karena industri pengolahan (smelter).