EmitenNews.com -  Pemerintah kembali mempercayakan Darmawan Prasodjo memimpin PT PLN (Persero). Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di Kementerian BUMN, Rabu (18/6/2025), menunjuk pria yang karib disapa Darmo itu, menjadi Direktur Utama BUMN Ketenagalistrikan. Darmawan mempertahankan posisinya sebagai pucuk pimpinan perusahaan itu, sejak ditunjuk menjadi Dirut PLN pada 6 Desember 2021. 

Seperti ditulis Kompas, Darmawan Prasodjo bukan orang baru di BUMN ketenagalistrikan itu. Pria kelahiran Magelang 19 Oktober 1970 dari pasangan Brigjen TNI (Purn) Sadja Moeljoredjo dan Ibu Sudarti Sadja itu, menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN pada periode 2019-2021. 

Lahir dari sang ayah seorang pensiunan jenderal bintang satu, dan terakhir sebagai Kepala SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah, Darmo sangat memperhatikan pendidikan. 

Darmo meraih gelar Bachelor of Computer Science dari Texas A&M University pada 1994, serta Master of Computer Science dari Texas A&M University pada 2000. Lalu meraih gelar Doktor Ekonomi Terapan, Ekonomi Sumber Daya Alam di Texas A&M University kolaborasi dengan Duke University pada 2011. 

Setelah berkarier selama 15 tahun di luar negeri, Darmo kembali ke Indonesia pada 2012 dan memulai karier di beberapa posisi. Di antaranya, Direktur di Indonesia Center for Green Economy dan Kepala Jurusan di Prodi Green Economy di Surya University tahun 2012-2013. 

Kemudian, ia menjadi Co-chair Post 2015 Millennium Development Goals tahun 2013-2014, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara tahun 2013-2014, Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden tahun 2015-2019, serta Komisaris PLN tahun 2018-2019. 

Darmawan Prasodjo juga sempat berkiprah di partai politik. Ia menjadi kader PDI Perjuangan. Malah, ia mendaftar sebagai calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) V Jawa Tengah pada pemilu legislatif tahun 2014. 

Sayangnya, perolehan suaranya pada Dapil V Jateng, yang meliputi wilayah karesidenan Solo, mencakup Solo, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali, kurang menggembirakan. Darmo gagal lolos ke DPR karena kalah suara, salah satunya dari Puan Maharani. 

Masuk ke lingkaran PDIP, Darmo menjadi tim pendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014. Tugasnya, menjadi tim ahli pasangan Jokowi-JK yang bertugas memberikan masukan saat debat capres-cawapres pada Pilpres 2014. 

Setelah menjadi penasihat pasangan Jokowi-JK di sektor ekonomi dan energi, Darmo masuk ke lingkaran Istana sebagai Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden pada 2015-2019 di bawah Kepala Kantor Staf Presiden, Luhut Binsar Pandjaitan. ***