EmitenNews.com - Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Bursa Efek Indonesia. Pada penutupan perdagangan hari Senin (12/2/2024), saham BBRI tercatat meningkat 2,99% dan menyentuh level tertingginya di level Rp6.025,- per lembar dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp913,14 triliun.

 

Dalam rilis yang diterima Kamis (15/2/2024), Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, kinerja saham emiten BBRI yang kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah merupakan cerminan dari kinerja keuangan yang impresif. “Ini merupakan apresiasi dari para pemegang saham atas kinerja positif berkelanjutan yang dicatatkan perseroan hingga akhir Desember 2023.” 

 

Sebelumnya pada pemaparan kinerja keuangan tahun 2023 di Jakarta, 31 Januari 2024, Sunarso mengungkapkan bahwa secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3% yoy menjadi sebesar Rp1.965,0 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5% year on year (yoy).

 

Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% yoy sepanjang tahun 2023.

 

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9% yoy. Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8% secara yoy pada akhir Desember 2023. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan presentase mencapai 64,4% atau setara Rp874,1 triliun.

 

Sunarso menegaskan mayoritas laba perusahaan dikembalikan kepada pemegang saham lewat pembagian dividen. "Mayoritas laba BRI pada akhirnya kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas untuk selanjutnya dipakai untuk kepentingan rakyat melalui berbagai program pemerintah."

 

Sebelumnya, dari laba tahun buku 2022, dividen BRI yang menjadi bagian negara dengan kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19% saham atau senilai Rp23,23 triliun, telah disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara (KUN) pada tahun lalu.

 

Kinerja saham BBRI yang positif diprediksi akan terus berlanjut. Mengutip riset Nico Laurens analis Panin Sekuritas, performa positif secara tahunan didorong oleh pertumbuhan kredit yang berhasil ada di atas industri, NIM yang meningkat, serta membaiknya cost to income ratio. 

 

“Kami melihat positif untuk BRI, didorong oleh; (1) ruang pertumbuhan kredit, khususnya untuk segmen yield tinggi seperti Kupedes, (2) akselerasi digital akan memperkuat lending dan funding Perseroan, serta (3) stabilnya NIM,” tulis riset Panin Sekuritas.