EmitenNews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalankan kebijakan substitusi impor 35% pada 2022, salah satunya untuk memperdalam struktur industri manufaktur di dalam negeri, termasuk mengembangkan industri hulu.

 

Di sektor petrokimia, Kemenperin mendukung perusahaan industri petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical (PT CAP) dalam pembangunan proyek kompleks petrokimia yang kedua dengan nilai investasi mencapai USD5 miliar.

 

“Kemenperin mendukung pembangunan kompleks kedua petrokimia PT CAP. Perusahaan tersebut selama ini memproduksi bahan baku plastik yang dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk hilir oleh sektor industri lainnya, seperti produk kemasan, pipa, otomotif, hingga elektronik,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Dirjen IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam saat mendampingi kunjungan kerja spesifik Ketua Komisi VII DPR-RI dan jajarannya ke pabrik PT Chandra Asri Petrochemical (PT CAP) di Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu.

 

Pembangunan kompleks petrokimia kedua Chandra Asri atau CAP2 merupakan upaya dalam memenuhi permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor.

 

Kompleks ini nantinya akan terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik sebelumnya yang telah ada di Cilegon dan akan terdiri dari Naphtha Cracker, Butadiene, High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Aromatic (Benzene, Toluene dan Mixed Xylenes), serta Low Density Polyethylene (LDPE) yang juga akan menjadi pabrik LDPE pertama di Indonesia.

 

“Melalui anak perusahaan PT CAP, yaitu PT Chandra Asri Perkasa, pembangunan kompleks CAP2 nantinya akan menambah kapasitas total produksi dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun,” jelas Khayam.

 

Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal, mengurangi beban impor, mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mengakselerasi penerapan Industri 4.0 di Indonesia.

 

Pembangunan CAP2 saat ini berada dalam tahap Front-End Engineering Design (FEED) yang merupakan Stage 3 dalam proses tersebut. FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan rinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction (EPC)).

 

Final Investment Decision (FID) akan diambil oleh para pemegang saham setelah seleksi EPC selesai. PT CAP menargetkan untuk mengambil FID pada tahun 2022 dan operasional CAP2 akan dimulai dari tahun 2026.