EmitenNews.com - Pemegang saham Bukalapak.com (BUKA) harus gigit jari. Keinginan untuk mengail dividen jauh panggang dari api. Mimpi indah tentang dividen harus dibungkus dalam-dalam. Itu setelah perseroan memilih puasa dividen.


Tidak hanya sekadar absen dividen, perseroan juga menunda alokasi penggunaan dana tahun buku 2022 sebagai dana cadangan. Keputusan itu, diambil setelah menimbang rekomendasi direksi, dan dewan komisaris perseroan. Itu berdasar rapat umum pemegang saham tahunan pada Kamis, 25 Mei 2023 pukul 14.25-15.34 WIB di Metropolitan Tower, Jakarta. 


Rapat menyetujui rencana pelaksanaan MESOP Tahap II dengan jumlah maksimal 4.019.592.620 helai alias 4,01 miliar lembar saham. Alokasi itu setara dengan 3,90 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh dalam perseroan. Rapat çemberi wewenang dan kuasa kepada direksi sehubungan dengan sisa dana penawaran umum sejumlah Rp14,50 triliun. 


Per 31 Desember 2022, perseroan telah telah merealisasikan dana hasil penawaran umum Rp7,81 triliun. Rincian penggunaan tersebut sebagai berikut. Sejumlah Rp3,36 triliun untuk modal kerja perseroan. Lalu, Rp964,88 miliar untuk modal kerja Buka Mitra Indonesia. Senilai Rp3,45 miliar untuk modal kerja Buka Usaha Indonesia. 


Kemudian, Rp33,11 miliar untuk modal kerja Buka Pengadaan Indonesia. Selanjutnya, Rp1,05 miliar untuk modal kerja Bukalapak Pte. Ltd, sebesar Rp10,64 miliar untuk modal kerja PT Five Jack, sejumlah Rp3,44 triliun untuk pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak, dan modal kerja entitas anak selain sudah disebutkan. 


Sepanjang tahun lalu, Bukalapak membukukan laba bersih Rp1,983 triliun, membaik dibanding tahun 2021 tercatat rugi Rp1,672 triliun. Selain itu, defisit susut 21,2 persen menjadi Rp7,344 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp9,32 triliun. Berdasar ketentuan berlaku, kalau perusahaan masih mengalami defisit tidak bisa mengguyur dividen kepada para pemegang saham.


Pendapatan bersih naik 93,5 persen menjadi Rp3,618 triliun, ditopang peningkatan pendapatan mitra 157 persen menjadi Rp1,966 triliun. Pendapatan dari wahana perdagangan daring melejit 53,3 persen menjadi Rp1,518 triliun. Pendapatan dari Buka Pengadaan terkerek 16,6 persen menjadi Rp133,43 miliar. (*)