EmitenNews.com - RMK Energy (RMKE) terus berusaha menciptakan lingkungan lebih bersih. Itu ditunjukkan dengan membenahi, dan mengendalikan dampak debu batu bara pada area operasional. Perseroan juga terus berkomunikasi secara berkelanjutan dengan instansi terkait mengenai perkembangan terkini upaya pengendalian debu batu bara sekitar wilayah operasional perseroan. 


Saat ini, perseroan sedang proses mengimplementasikan teknologi baru pada seluruh lini operasional sebagai upaya pengendalian dampak debu batu bara. Penambahan sprinkler big gun, dan water sprayer pada lokasi stockpile, scrapper, dan conveyor belt untuk menyemprot coal dust suppressant chemical (bahan kimia untuk mengurangi efek debu) pada seluruh lini kegiatan operasional di Musi 2. 


Selain menyemprot coal dust suppressant chemical, penambahan water canon dan frekuensi penyiraman jalan dengan water truck juga dilakukan untuk mengurangi polusi debu. Dalam waktu dekat, perseroan juga akan menambah teknologi telescopic chute pada area conveyor belt untuk mengurangi dampak polusi debu saat loading ke tongkang. 


Saat ini, perseroan masih menggunakan sejenis selubung untuk proteksi debu pada saat operasional loading batu bara ke tongkang berjalan. Perseroan juga selalu melaksanakan pemantauan secara berkala untuk lebih menjaga kualitas baku mutu air limbah senantiasa di bawah ambang batas (normal). Seluruh tindakan perbaikan itu, sesuai rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Selatan, hasil kajian tenaga ahli, dan konsultan perusahaan. 


Direktur Operasional Perseroan, William Saputra mengatakan perseroan sedang ber-progress untuk memastikan semua rekomendasi KLHK, dan DLH segera terpenuhi. Perseroan sedang bekerja sama dengan berbagai pihak agar permasalahan debu dapat segera terselesaikan melalui modifikasi teknologi maupun infrastruktur yang akan segera diimplementasikan secara menyeluruh. 


Meski masih ada sebagian alat sedang dalam masa pemesanan karena harus didatangkan dari luar negeri, namun beberapa perbaikan seperti optimalisasi water truck dan water sprayer sudah beroperasi sehingga secara signifikan dapat mengurangi debu batubara yang terbawa angin. ”Tak hanya perseroan, kami juga berharap seluruh entitas beroperasi sepanjang sungai Musi secara kolektif melakukan upaya serupa untuk mengendalikan pencemaran udara dengan penerapan good mining practice pada operasional bisnisnya,” tegas William. 


“Seperti kita ketahui bersama, isu debu batu bara menjadi atensi nasional. Perseroan sebagai entitas bisnis selalu berupaya proaktif terhadap isu-isu seputar lingkungan dan kesehatan. Ini menjadi concern kami dan tentunya masih ada kekurangan di berbagai sisi, sehingga, kami pun butuh sinergi serta dukungan dari KLHK dan berbagai pihak lainnya dalam mencapai perbaikan yang dapat menjaga keberlangsungan lingkungan hidup dan bisnis,” imbuh William. 


Selain melakukan upaya-upaya perbaikan itu, perusahaan juga akan lebih meningkatkan program CSR dan Community Development (Comdev) dalam bidang pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi, sosial, budaya, keagamaan dan infrastruktur. Tentunya, perseroan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan seluruh pihak untuk menciptakan kondisi lingkungan yang tetap baik. Ke depannya Perseroan akan lebih meningkatkan penerapan GCG yang lebih baik pada seluruh kegiatan operasional untuk memastikan keberlangsungan usaha Perseroan dan pemenuhan segala persyaratan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 


”Kami juga menyampaikan dukungan dari berbagai pihak dalam penyelesaian permasalahan debu ini, tentunya akan memberikan manfaat yang lebih baik ke depannya bagi stakeholders, dan tidak terkecuali masyarakat sekitar wilayah operasional RMK Energy,” harap William. (*)