Ketakutan Terhadap Varian Omicron Bikin Indeks Saham Asia Mengkerut
EmitenNews.com - Mayoritas indeks saham Asia Jumat (17/12) sore ini ditutup turun dengan indeks MSCI Asia-Pacific ex Japan menyusut 0.7% hari ini sehingga secara mingguan melemah 2.28%.
Berbeda dengan indeks saham Asia, IHSG menguat +7,13 poin atau 0,11% ke level 6.601 di penutupan perdagangan akhir pekan.
Analis saham Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, menyebut pelemahan indeks saham Asia terjadi karena tingkat Kepercayaan investor dihantam oleh ketakutan atas varian Omicron virus Covid-19.
"Hal lain yang menurutnya menjadi penghambat laju indeks saham Asia adalah kekhawatiran pelaku pasar mengenai inflasi dan sikap tegas (hawkish stance) bank sentral besar di dunia," katanya.
Bank sentral Jepang (BOJ) hari ini mengatakan akan mengurangi sejumlah fasilitas pendanaan. Langkah ini dikeluarkan sebagai respon dari pendemik serta memangkas nilai pembelian obligasi korporasi dan surat berharga ke level sebelum krisis mulai bulan April 2022. BOJ juga memperpanjang selama 6 bulan skema pinjaman untuk pelaku UMKM.
Selebihnya BOJ mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dengan mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek di -0.1% dan imbal hasil (yield) surat utang Pemerntah Jepang bertenor 10 tahun di sekitar 0%.
Keputusan BOJ ini dinilai sangat lunak (dovish) jika dibanding dengan sikap yang diambil bank sentral utama lain di dunia. "Sehingga investor meyakini BOJ tidak akan memperketat kebijakan moneter dalam waktu dekat," tambah Dustin.
Investor juga memantau peningkatan ketegangan dalam hubungan antara AS dan Tiongkok setelah Kongres AS meloloskan legislasi melarang semua impor dari kawasan Xinjiang kecuali dapat membuktikan bahwa barang yang diimpor itu tidak diproduksi melalui praktik kerja paksa.
Kebijakan ini diambil setelah sebelumnya, Pemerintah AS mengumumkan boikot diplomatik atas ajang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing dengan alasan pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang masih terjadi di Xinjiang.
Statistik
IHSG: 6,601.93 | +7.13 poin |(+0.11%)
Volume (Shares) : 27.1 Billion
Total Value (IDR) : 13.7 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,308.7 Trillion
Foreign Net SELL (RG): IDR 82.7 Billion
Saham naik : 226
Saham turun : 302
Sektor Pendorong Terbesar:
Energi : +19.86 poin
Barang Baku : +5.33 poin
Infrastruktur : +1.51 poin
Top Gainers:
BESS : 27,000| +1,000| +3.85%
CITA : 3,550| +710| +25.00%
ITMG : 20,675| +675| +3.38%
GEMS : 5,450| +490| +9.88%
TCPI : 9,800| +300| +3.16%
Top Losers:
SMMA : 11,150| -825| -6.89%
MCAS : 9,575| -425| -4.25%
MASA : 5,825| -425| -6.80%
SONA : 4,890| -360| -6.86%
INTP : 11,400| -300| -2.56%.(fj)
Advertorial
Related News
Surplus Perdagangan Diprediksi Berlanjut, IHSG Berpeluang ke 7.642
BI Rate Berpotensi Diturunkan, Saham Bank Berikut Masuk Rekomendasi
Investor Tahan Diri, Apresiasi IHSG BerlanjutÂ
IHSG Rawan Koreksi, Senggol Saham BBRI, ASII, dan INCO
Songsong Kebijakan BI, IHSG Uji Level 7.635
Buka Kantor Pemasaran di PIK 2, Manulife Indonesia Kembangkan Layanan