EmitenNews.com - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST ) PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menyepakati keputusan perseroan untuk tidak membagikan dividen dari laba yang diperoleh sepanjang 2021 kepada pemegang saham. Sepanjang 2021 lalu, ARCI itu meraih laba USD 75,1 juta atau turun 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD23,3 juta.

 

Direktur Utama Archi Rudy Suhendra usai RUPS di Jakarta, Selasa (26/4), mengatakan, RUPST telah menyetujui penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021, yakni sebesar USD200.000 ditetapkan sebagai dana cadangan, sedangkan sisanya sebesar USD74,87 juta dicatat sebagai laba ditahan perseroan.

 

"Meskipun kami melihat tahun 2022 tetap menjadi tahun yang penuh dengan tantangan, kami berharap jika langkah-langkah konsolidasi strategis yang telah kami lakukan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perseroan secara berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang, dan pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan," ujar Rudy.

 

Sementara itu, terkait salah satu pit milik entitas anak, PT Tambang Tondano Nusajaya yang mengalami kejadian bencana alam pada awal Januari 2022, perseroan memperkirakan hal tersebut akan berdampak terhadap jumlah produksi emas sekitar 25 persen untuk tahun 2022, dan akan berdampak juga terhadap kinerja keuangan perseroan. Namun demikian, perseroan memiliki polis asuransi yang cukup komprehensif sehubungan dengan kerusakan dan interupsi bisnis tersebut.

 

Adapun kinerja operasional perseroan selama kuartal pertama 2022, lanjut Rudy, telah menunjukkan hasil yang cukup baik di mana jumlah produksi emas berhasil mencapai target yang direncanakan. Selain itu, proses remediasi untuk pit yang terdampak juga berjalan sesuai jadwal. Per 20 April lalu, perseroan telah mulai melakukan perbaikan jalan akses serta dinding di dalam pit.

 

Secara keseluruhan, pada 2022 perseroan berencana untuk berfokus pada optimalisasi pit-pit tambang lainnya yang beroperasi sementara mengambil langkah-langkah remediasi agar pit yang terdampak bencana dapat kembali beroperasi sesuai jadwal.

 

"Selain itu, perseroan juga akan terus mengimplementasikan langkah-langkah strategis efisiensi biaya, serta terus memastikan keberlangsungan aktivitas eksplorasi," ujar Rudy.


RUPST juga menyetujui mengangkat Rudy Suhendra sebagai direktur utama perseroan, lalu Hidayat Dwiputro Sulaksono serta Scott Gerald Atkinson sebagai direktur perseroan yang baru, serta Kenneth Ronald Kennedy Crichton sebagai komisaris utama dan Jhoni Ginting sebagai komisaris independen perseroan.

 

Dengan perubahan tersebut, maka susunan dewan komisaris dan direksi perseroan, efektif setelah RUPST, menjadi sebagai berikut:

Komisaris Utama: Kenneth Ronald Kennedy Crichton