EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,47 persen menjadi 8.548. Saham sektor consumer cyclical membukukan penguatan terbesar, sebaliknya saham sektor properti mencatat koreksi tajam. Investor mencerna sejumlah data ekonomi domestik. 

Indeks Manufacturing PMI November 2025, naik pada level 53.3 dari edisi Oktober 2025 di level 51.2,  mencatat level tertinggi sejak Februari 2025 setelah empat bulan berturut-turut berada di area ekspansi. Surplus neraca perdagangan Oktober 2025 berkurang menjadi USD2,4 miliar dari September 2025 di posisi USD4,34 miliar. 

Itu merupakan surplus paling kecil sejak April 2025. Tersebab ekspor turun 2,31 persen yere on year (YoY), dan merupakan penurunan pertama sejak Maret 2024. Koreksi ekspor itu, menyusul permintaan Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Jepang, dan India mengalami penyusutan. 

Sementara itu, inflasi November 2025 melambat menjadi 0,17 persen MoM dari Oktober 2025 di level 0,28 persen MoM, sehingga secara tahunan laju inflasi November 2025 juga melambat menjadi 2,72 persen YoY dari posisi Oktober 2025 di kisaran 2,86 persen YoY. Indeks bursa Asia ditutup mixed.

Itu akibat data manufaktur PMI Tiongkok November 2025 mengalami kontraksi pada level 49.9 dari Oktober 2025 di posisi 50.6. Investor akan mencermati data consumer confidence Jepang diperkirakan naik pada level 36.1 November 2025 dari Oktober 2025 di level 35.8. Euro Area akan rilis data inflasi  November 2025 ditaksir stabil 2,1 persen YoY. 

Secara teknikal, terjadi penyempitan histogram positif MACD, dan Stochastic RSI mengarah ke area oversold. So, indeks diperkirakan masih bergerak konsolidasi pada kisaran 8.500-8.600. Phintraco Sekuritas menyarankan investor menyerap saham INDY, MBMA, ANTM, HRUM, dan UNVR. (*)