EmitenNews.com - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah menyusun 41 rencana kerja untuk tahun 2023. Salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada SRE (sub rekening efek) untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dan investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksa dana.
"Jadi nanti selain RDN, investor pasar modal Indonesia juga memiliki alternatif untuk penyimpanan dan penyelesaian dana pada SRE maupun IFUA, sehingga investor pasar modal tidak perlu menunggu lagi pembukaan RDN untuk bertransaksi di pasar modal," ungkap Direktur KSEI, Syafruddin.
KSEI menyampaikan dukungannya kepada investor domestik ditunjukkan melalui kerja sama KSEI dan Bank Indonesia. Sejak 31 Januari 2022, lembaga ini telah secara resmi memperoleh izin operasional sebagai salah satu dari 106 peserta BI-FAST. KSEI merupakan satu-satunya anggota BI-FAST yang berasal dari lembaga non perbankan.
Syafruddin berharap bergabungnya KSEI sebagai peserta BI-FAST dapat mendukung peningkatan efisiensi transaksi di pasar modal Indonesia, khususnya investor ritel.
KSEI senantiasa melakukan edukasi untuk memperluas penggunaan AKSES sebagai infrastruktur perlindungan investor. Dimulai dari pencapain rekor MURI di tahun 2019 yang dilakukan bersamaan dengan peluncuran AKSES Next-G, dilakukan login bersama di beberapa kota di Indonesia yang diikuti oleh 6.825 investor. Di tahun 2022, rekor tersebut berhasil dipecahkan, dengan aksi login AKSES yang dilakukan di 99 kota di seluruh Indonesia dengan jumlah 11.317.(*)
Related News

PPATK Blokir 5 Ribu Rekening Terkait Judol Senilai Rp600 Miliar

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800

Laju IHSG Mulai Tersendat, Jala Saham INCO, MIDI, dan ESSA