EmitenNews.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengumumkan kinerja operasi dan keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2021 (9M2021). Perseroan mengakhiri 30 September 2021 dengan total produksi Tandan Buah Segar (TBS) 645.299 metrik ton (mt), naik sebesar 13,5% dibandingkan dengan produksi TBS 568.794 mt pada 9M2020. 


Pada 9M2021, perkebunan Papua Barat kami yang baru menghasilkan memproduksi TBS 75.518 mt, 65,4% lebih tinggi dari produksi pada 9M2020 sebesar 45.648 mt. Perkebunan Sumatera Utara I mengalami penurunan produksi TBS sebesar 20,5% sebagai dampak dari program penanaman kembali. Sementara itu, perkebunan kami di Sumatera Utara II, Kalimantan Barat dan Pulau Belitung mencatat peningkatan produksi TBS yang signifikan masing-masing sebesar 7,1%, 18,4% dan 39,2%, terutama disebabkan oleh program peningkatan produktivitas yang telah kami terapkan sejak tahun 2019 di perkebunan-perkebunan tersebut. 


Program peningkatan produktivitas tersebut terintegrasi dengan inisiatif keberlanjutan (ESG) kami, termasuk mengutamakan penggunaan kompos untuk memasok nutrisi organik ke tanaman kelapa sawit seraya mempertahankan tingkat kelembaban tanah, dan inovasi untuk meningkatkan proses penyerbukan. 


Pada 9M2021 ANJT mencatatkan pendapatan sebesar USD 190,9 juta, mengalami kenaikan sebesar 61,3% dibandingkan dengan 9M2020, terutama disebabkan oleh naiknya volume penjualan dan harga jual rata-rata CPO dan PK. Penjualan kelapa sawit berkontribusi sebesar 98,9% terhadap total pendapatan kami atau sebesar USD 188,9 juta, dibandingkan dengan USD 116,7 juta atau 98,6% dari jumlah pendapatan kami di 9M2020. 


Segmen sagu kami menyumbang USD 855,5 ribu dari total pendapatan kami di 9M2021, turun dari USD 941,7 ribu di 9M2020 disebabkan oleh volume penjualan dan harga jual sagu yang lebih rendah akibat melemahnya permintaan dari pasar domestik. Segmen energi terbarukan kami menyumbang sebesar USD 436,3 ribu pada 9M2021, lebih tinggi dibandingkan dengan USD 418,8 ribu pada 9M2020. Hal ini disebabkan oleh lebih tinggi nya produksi listrik pada pembangkit listrik biogas kami jika dibandingkan dengan 9M2020. 


Sementara itu, entitas anak kami, GMIT, telah memulai ekspor edamame bekunya ke Jepang pada Maret 2021 dan repeat order dari pembeli yang sama untuk batch berikutnya telah diterima. Pendapatan penjualan edamame kami sebesar USD 716,3 ribu, mengalami kenaikan sebesar 109,0% dari USD 342,7 ribu pada 9M2020, terutama disebabkan oleh volume penjualan dan harga jual edamame beku yang lebih tinggi.


Perseroan mencatat beban usaha (bersih setelah pendapatan usaha) sebesar USD 26,7 juta, naik sebesar 61,1% dari USD 16,6 juta pada 9M2020 karena peningkatan beban penjualan sebagai dampak dari kenaikan pungutan ekspor dan pajak ekspor sejalan dengan kenaikan harga CPO. 


Beban usaha (bersih setelah pendapatan usaha) pada 9M2021 termasuk rugi kurs mata uang asing sebesar USD 0,4 juta, turun dibandingkan dengan laba kurs mata uang asing pada 9M2020 sebesar USD 2,9 juta, disebabkan oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dari Rp 14.105 pada akhir tahun 2020 menjadi Rp 14.307 pada akhir 9M2021. Selain itu, beban keuangan kami yang merupakan beban bunga atas pinjaman naik menjadi USD 3,9 juta di 9M2021 dari USD 2,6 juta di 9M2020 terutama disebabkan oleh pengakuan beban bunga tambahan dari perkebunan kami di Papua Barat. Semakin banyak area perkebunan yang diklasifikasikan sebagai area menghasilkan, semakin rendah beban bunga yang dapat dikapitalisasi. 


Perseroan mencatat laba bersih sebesar USD26,0 juta naik 1.757 persen dibandingkan dengan laba bersih sebesar USD1,4 juta pada 9M2020 terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan dan HJR CPO dan PK pada 9M2021. Faktor ini juga menyebabkan EBITDA mengalami kenaikan dari USD 24,7 juta pada 9M2020 menjadi USD 59,4 juta pada 9M2021 dan marjin EBITDA naik dari 20,8% pada 9M2020 menjadi 31,1% pada 9M2021.


Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dari Rp14.105 pada akhir 2020 menjadi Rp14.307 pada akhir September 2021 telah menurunkan aset bersih beberapa entitas anak Perseroan yang melaksanakan pembukuan dalam Rupiah sebesar USD 3,5 juta saat laporan keuangan entitas anak tersebut ditranslasi dari Rupiah ke US Dollar. Akibatnya, Perseroan mencatatkan jumlah penghasilan komprehensif sebesar USD 22,5 juta pada 9M2021 dibandingkan dengan rugi komprehensif sebesar USD 8,0 juta pada 9M2020.


Pada 30 September 2021, jumlah aset naik sebesar 0,9% menjadi USD 642,0 juta, terutama disebabkan oleh peningkatan saldo kas dan setara kas, saldo aset biologis dan peningkatan aset tetap. Jumlah liabilitas turun sebesar 6,6% dari USD 240,4 juta menjadi USD 224,6 juta, terutama didorong oleh penurunan pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang karena pembayaran pinjaman lebih awal dari jadwal selama 9M2021 untuk mengoptimalkan pengelolaan kas Perseroan sejalan dengan arus kas yang lebih tinggi yang dihasilkan dari aktivitas operasi karena HJR CPO dan PK yang lebih tinggi. 


Perseroan masih mampu menjaga rasio utang terhadap ekuitas dan utang terhadap aset di tingkat yang sehat pada 30 September 2021 masing-masing sebesar 0,54 dan 0,35. Fasilitas Pembiayaan Pada 30 September 2021, ANJT dan entitas anaknya secara kolektif memiliki fasilitas pinjaman bank sejumlah setara dengan USD 288,4 juta, yang terdiri atas fasilitas pinjaman bank jangka pendek sejumlah USD 66,2 juta dan fasilitas pinjaman bank jangka panjang sejumlah USD 222,2 juta. 


Saldo pinjaman bank pada akhir September 2021 berjumlah USD 176,1 juta, penurunan sebesar USD 20,4 juta dari USD 196,5 juta pada akhir Desember 2020 terutama disebabkan oleh pelunasan pinjaman lebih awal dari yang dijadwalkan.