EmitenNews.com - Emiten perbankan swasta milik Grup CT, PT Bank Mega Tbk (MEGA) laba sebesar Rp4,008 triliun sepanjang tahun 2021, atau naik 33,24 persen dibandingkan tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp3,008 triliun.


Berdasarkan laporan keuangan MEGA yang dipublikasi di Jakarta, Kamis (3/2), peningkatan laba pada tahun lalu tersebut, terutama didukung oleh penurunan beban bunga menjadi Rp3,27 triliun dari Rp4,13 triliun di 2020.


Adapun jumlah pendapatan bunga di sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp8,11 triliun atau mengalami kenaikan tipis dibanding setahun sebelumnya yang sebesar Rp8,05 triliun.


Maka, pendapatan bunga bersih yang dicatatkan MEGA di 2021 menjadi Rp4,84 triliun atau mengalami kenaikan dibanding 2020 yang senilai Rp3,91 triliun.


Sementara itu, pendapatan operasional bersih yang dicatatkan MEGA di sepanjang 2021 sebesar Rp4,94 triliun atau lebih tinggi dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp3,74 triliun.


Pada tahun lalu, MEGA mampu membukukan pendapatan non-operasional (neto) senilai Rp9,31 miliar, padahal setahun sebelumnya perseroan mencatatkan beban non-operasional (neto) sebesar Rp20,2 miliar.


Sehingga, laba sebelum pajak untuk periode yang berakhir 31 Desember 2021 menjadi Rp4,95 triliun atau lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp3,72 triliun.


Dengan adanya jumlah beban pajak (neto) di 2021 yang sebesar Rp944,57 miliar, maka laba tahun berjalan yang dibukukan MEGA menjadi Rp4,01 triliun.


Hasil itu mendongkrak laba per saham bersih menjadi Rp576, sedangkan di akhir tahun 2020 hanya Rp432


Per 31 Desember 2021, total liabilitas MEGA tercatat melambung menjadi Rp113,73 triliun, padahal di akhir 2020 jumlah kewajiban keuangan tersebut hanya senilai Rp93,99 triliun. Sedangkan, total ekuitas per akhir Desember 2021 tercatat senilai Rp19,14 triliun atau lebih tinggi dibanding per 31 Desember 2020 senilai Rp18,21 triliun.