EmitenNews.com - Indofood CBP (ICBP) per 31 Desember 2023 membukukan laba bersih Rp6,99 triliun. Melejit 52 persen dari posisi sama tahun sebelumnya senilai Rp4,58 triliun. Dengan hasil tersebut, laba per saham dasar menanjak ke level Rp599 dari periode sama tahun sebelumnya Rp393.

Penjualan bersih Rp67,90 triliun, surplus 4,80 persen dari posisi sama tahun sebelumnya Rp64,79 triliun. Beban pokok penjualan Rp42,78 triliun, susut dari episode sama 2022 sekitar Rp43 triliun. Laba kotor terakumulasi Rp25,12 triliun, melompat 15 persen dari edisi sama akhir 2022 sebesar Rp21,79 triliun. 

Beban penjualan dan distribusi Rp7,53 triliun, bengkak dari Rp6,99 triliun. Beban umum dan administrasi Rp2,81 triliun, bengkak dari Rp2,38 triliun. Pendapatan operasi lain Rp421,13 miliar, melorot 65 persen dari Rp1,23 triliun. Beban operasi lain Rp808,04 miliar, bengkak dibanding akhir 2022 senilai Rp267,67 miliar.

Laba usaha Rp14,38 triliun, naik tipis dari Rp13,37 triliun. Pendapatan keuangan Rp1,49 triliun, meroket 520 persen dari edisi sama tahun sebelumnya Rp240,98 miliar. Beban keuangan Rp2,02 triliun, terpangkas dari Rp6,18 triliun. Pajak final atas penghasilan bunga Rp95,95 miliar, bengkak dari Rp35,80 miliar. 

Bagian atas rugi bersih entêtais asosiasi dan ventura bersama dan lainnya Rp2,31 triliun, nyungsep 2.025 persen dari posisi sama akhir 2022 surplus Rp127,52 miliar. Laba sebelum beban pajak penghasilan Rp11,44 triliun, naik dari Rp7,52 triliun. Beban pajak penghasilan Rp2,97 triliun, bengkak dari Rp1,80 triliun.

Laba tahun berjalan Rp8,46 triliun, melesat dari akhir 2022 sebesar Rp5,72 triliun. Total ekuitas Rp62,10 triliun, surplus dari akhir 2022 senilai Rp57,47 triliun. Jumlah liabilitas Rp57,16 triliun, susut tipis dari akhir tahun sebelumnya Rp57,83 triliun. Total aset Rp119,26 triliun, menanjak dari akhir 2022 sebesar Rp115,30 triliun. 

Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood CBP menyebut di tengah beragam tantangan global, dan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah melemah, perseroan sukses menyesuaikan diri dengan dinamika pasar. Tidak hanya itu, perseroan mampu memberi pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas. 

Selanjutnya, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tangguh. Kondisi itu, mendukung rencana perseroan untuk terus menyeimbangkan pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan tetap mempertahankan neraca keuangan sehat. ”Selain itu, kami akan mencermati perkembangan kondisi makro secara global agar dapat menyesuaikan strategi dengan perkembangan lapangan,” tegas Anthoni. (*)