EmitenNews.com—PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) tengah menggenjot bisnis bus pariwisata. Untuk itu, perseroan tengah mempersiapkan reparasi bus secara bertahap dalam memperluas pangsa pasar baru dan mempertahankan existing customer .


Direktur Express Transindo Utama (TAXI) Johannes B E Triatmojo menjelaskan, saat ini TAXI sedang konsentrasi pada bisnis bus pariwisata untuk mencoba bersaing dengan armada bus lainya.


"Kami memilih niche market dengan memasuki satu persatu segmen konsumen. Hal itu dilakukan dengan mereparasi bus dan menghadikena lima desain yang disesuaikan untuk ibu-ibu dan anak-anak," ungkap Johannes dalam paparan publik, Rabu(19/10/2022).


Johannes menambahkan terdapat perbedaan antara bisnis bis pariwisata dengan antar kota. "Memang ada kemungkinan untuk masuk ke bisnis bis antarkota, namun perizinannya berbeda. Di bisnis pariwisata sebenarnya pangsanya luas apalagi setelah pandemi," tuturnya.


Adapun TAXI memiliki Izin usaha (KBLI) yaitu jual beli sparepart, dan kendaraan bekas. "Namun untuk saat ini kami lebih fokus pada bisnis pariwisata saja," tegas Johanes.


Menurut Johannes, pandemic banyak memukul bisnis TAXI. Sebab, pada saat pandemi, semua rencana yang telah disiapkan menjadi berantakan. Ketika pandemi hanya bisa berpikir dengan cara yang ada, yaitu bertahandengan mengurangi yang tidak diperlukan. "Dari 714 pegawai kami membuat kesepakatan untuk resign dapat pesangon. Sekarang tinggal 22 pegawai kontrak," tambahnya.


Jonannes menambahkan, hingga kuartal III-2022, perseroan belum mengeluarkan keperluan capex. Saat ini, perseroan sedang fokus pada aset yang ada. Jika nanti produktif mungkin nanti ke depan akan ada pemikiran untuk ekspansi.


"Kami saat ini masih fokus mengoptimalkan bisnis yang ada. Untuk aksi korporasi memerlukan tindak lanjut atau perizinan dari pemegang saham mayoritas kami. Rencana ekspansi usaha pasti ada namun menunggu persetujuan dari proposal terhadap pemegang saham," papar Johannes.


Hingga 30 Juni 2022 total pendapatan TAXI menurun dari Rp 5,00 miliar menjadi Rp 1,13 miliar. Penurunan tersebut terjadi akibat efek pandemi Covid-19. Penurunan juga terjadi pada laba bersih perusahaan. Pada Juni 2021 mencatatkan sebesar Rp 188,6 miliar, sedangkan hingga Juni 2022 hanya mencatatkan Rp 5,84 miliar.


Sehingga jumlah aset perseroan juga ikut menurun sebesar Rp 82,59 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 91,04 miliar. Total liabilitas juga menurun dari Rp 14,97 miliar menjadi Rp 12,36 miliar.