Selain itu, ucap Iwan, SBMA berkomitmen menyediakan gas untuk sektor kesehatan, khususnya oksigen di wilayah Balikpapan dan sekitarnya. "Kami tetap siaga menghadapi varian Omicron. Belum lama ini kami melalui direktur operasional sempat melakukan pertemuan dengan pemerintah Kota Balikpapan bersama kepolisian setempat. Kami menjamin ketersediaan stok oksigen medis agar tetap aman," katanya.

 

Dengan melihat besarnya ceruk pasar dan potensi pendapatan tersebut, menurut Iwan, SBMA telah membelanjakan dana hasil IPO untuk pembelian air separation senilai Rp19,5 miliar dari perusahaan asal China, Chun An Ming Rong Import And Export Co Ltd.

 

Dia menargetkan, kapasitas produksi bisa meningkat dari semula 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun atau meningkat lima kali lipat. Sementara itu, untuk pembelian pabrik baru beserta kelengkapannya, SBMA mengalokasikan dana sebesar Rp30 miliar.

 

Lebih lanjut Iwan menambahkan, SBMA berencana melakukan ekspansi usaha di Kalimantan Utara, dengan membangun filling station khusus bagi pelanggan, terutama pelanggan industri. Perseroan membidik peningkatan penjualan acetylene hingga 1.500 tabung per bulan.

 

Dia mengaku, jajaran direksi sudah sepakat untuk mengimplementasikan sistem manajemen tabung yang terintegrasi (integrated cylinder management system) secara online. "Kami membidik kontrak-kontrak baru dan memperpanjang kontrak besar di awal 2022. Kami fokus untuk proyek pengembangan pabrik dan kami juga on our way designing new intregated cylinder management system," tuturnya.