EmitenNews.com -Menilik proyeksi dari PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) atau Clipan Finance, maka diketahui bahwa pertumbuhan pembiayaan yang dicanangkan pada tahun 2024 oleh perseroan lebih rendah dari pada tahun 2023. 

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo menerangkan hal tersebut dan menyatakan bahwa berbagai faktor ikut dipertimbangkan sehingga menghasilkan target pertumbuhan sebesar 14,7% untuk tahun ini.

"Jadi ada pertimbangan tahun politik. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia (2024) sedikit melambat vs 2023, harga komoditas diperkirakan juga tidak sebaik 2022 dan 2023, serta risiko pembiayaan cenderung meningkat. Jadi kita lebih prudent dan hati-hati," ujar Harjanto pada Selasa (2/1/2024).

Clipan Finance Indonesia (CFIN) menargetkan pembiayaan tumbuh 14,7% menjadi Rp 9,70 triliun pada tahun 2024. Target ini dipasang relatif cukup tinggi meskipun sejumlah risiko masih membayangi industri multifinance .

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo menerangkan, pembiayaan Clipan Finance sampai Desember 2023 dibukukan mencapai Rp 8,28 triliun. Nilai itu melesat 20% jika dibandingkan dengan pencapaian pada 2022 yang sebesar Rp 6,90 triliun.

"Selanjutnya target 2024, pembiayaan Clipan Finance menjadi Rp 9,5 triliun, ini naik 14,7% (yoy)," terang Harjanto.

Meski lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu, target pembiayaan CFIN ini masih lebih tinggi dari rata-rata proyeksi pembiayaan untuk industri multifinance secara keseluruhan. Dalam kesempatan berbeda, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia ( APPI ) mengungkapkan bahwa dalam asumsi optimis, pembiayaan multifinance dapat tumbuh sampai 12-13% pada tahun 2024.

"Harapan kita semoga kita selamat. Menuju 2024, saya tetap meyakini industri pembiayaan masih akan tetap tumbuh, mungkin di angka 12-13%," beber Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno, belum lama ini.

Dia menerangkan bahwa ada dua hal yang menjadi katalis pembiayaan multifinance masih tumbuh double digit pada tahun depan. Pertama , perekonomian Indonesia diyakini bisa bertumbuh 5%. Kedua , seiring pertumbuhan ekonomi itu, konsumsi masyarakat juga dipercaya punya daya lebih untuk ikut bertumbuh.

"Harapannya tentu tidak akan mengurangi daya beli karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5% didukung konsumsi di dalam negeri," imbuh Suwandi.

Suwandi juga mengingatkan sejumlah tantangan yang masih bergulir ke depan seperti tren suku bunga tinggi, tingkat inflasi, potensi krisis ekonomi, konflik di berbagai negara yang bisa berdampak pada Indonesia, dan tentu tantangan di tahun politik. Dia juga mengingatkan terkait kualitas pembiayaan, sehingga penyaluran dana dari multifinance harus tetap diselenggarakan secara hati-hati.

Dia mengungkapkan, pembiayaan masih akan didorong oleh empat lini bisnis yang menjadi andalan perusahaan. Sejumlah lini bisnis yang dimaksud adalah pembiayaan mobil baru, pembiayaan mobil bekas, refinancing , dan sekitar 10% portofolio akan didongkrak dari pembiayaan alat berat.

Untuk mendukung sederet aspirasi tersebut, emiten multifinance bersandi CFIN ini akan fokus mengoptimalkan produktivitas setiap cabang atau kanal distribusi. Perseroan juga akan menambah dan memperkuat outlet ( point of sales /POS) di beberapa kota kelas 2 dan 3.

Berikutnya, Clipan Finance melanjutkan optimalisasi kolaborasi bersama dengan induk perusahaan yakni Panin Bank menyangkut kredit pemilikan mobil (KPM), khusus menargetkan nasabah Panin Bank. Strategi ini juga bakal diperkuat dengan membuat beberapa acara ( event ) pemasaran di beberapa kota.

Tidak sampai disana, perusahaan turut mengusung strategi tersendiri untuk memacu penjualan via digital. Dalam hal ini, Clipan Finance akan menggandeng sejumlah platform digital secara khusus untuk memacu pembiayaan mobil bekas dan refinancing.