EmitenNews.com - Setelah dua tahun bertransformasi menjadi bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya berhasil mencetak laba di tahun 2021. Berdasarkan  press release perseroan, ARTO berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp86 miliar setelah enam tahun terakhir tenggelam dalam kondisi kerugian yang terus-menerus.

 

Bahkan berdasarkan catatan EmitenNews.com, emiten perbankan swasta yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia Sejak 12 Januari 2016 itu dan bertengger di papan pengembangan, pada laporan keuangan per 30 Juni 2021 masih membukukan rugi tahun berjalan Rp 46,78 miliar.

 

Bank yang masuk ke dalam ekosistem  super apps  GoTo ini sukses meningkatkan asetnya menjadi Rp 12,31 triliun atau naik 465% dalam setahun. Setelah melakukan aksi korporasi berupa  rights issue  di awal 2021, ARTO langsung ekspansif.

 

Strategi ekspansi bank digital yang satu ini dibuktikan dengan penyaluran kredit sebesar Rp 5,37 triliun pada 2021, atau meningkat 491% secara  year on year  (yoy) dari posisi Desember 2020.

 

Bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh bankir senior Jerry Ng ini fokussegmen ritel (consumer), mass market, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

 

Keberhasilan ARTO dalam menyalurkan kreditnya tersebut selain karena berangkat dari basis yang rendah juga disebabkan oleh kolaborasi dengan berbagai pihak seperti  fintech lending , perusahaan pembiayaan serta institusi keuangan digital lainnya.


Meskipun kredit ARTO terbilang agresif dan menyasar segmen UMKM , rasio kredit macetnya sangat rendah.  Non Performing Loan  (NPL) ARTO di penghujung tahun 2021 tercatat hanya 0,6% jauh di bawah rerata industri yang mencapai 3%. Dengan capaian tersebut ARTO berhasil membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp 590 miliar atau tumbuh 812% yoy.

 

Di sisi lain integrasi layanan ARTO ke dalam super app Gojek, reksa dana online Bibit dan platform trading online Stockbit Turut membantu ARTO dalam meningkatkan dana murah (CASA) perseroan. CASA perseroan tercatat mencapai Rp 1,68 triliun pada akhir Desember 2021. Sementara itu, nilai deposito ARTOmencapai Rp 2 triliun sehingga secara struktur CASAmenyumbang 45,6% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio tersebut meningkat dari tahun 2020 yang hanya 27,2%.

 

Rasio Net Interest Margin (NIM) ARTO tercatat naik signifikan menjadi 7,4% di tahun 2021 dari tahun sebelumnya yang hanya 4,7%. "Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif," ujar Karim Siregar selaku Direktur Utama ARTO lewat sebuah  press release, Jumat (11/3/2022).