EmitenNews.com—PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), emiten teknologi yang bergerak di sektor e-commerce, telekomunikasi, keuangan, dan merchandising, resmi merilis aplikasi WMS (warehouse management system).


Aplikasi tersebut telah terintegrasi ke semua marketplace, seperti Tokopedia, Shopee, Blibli dan Lazada, serta berbagai third party logistik, antara lain J&T, JNE, Sicepat, AnterAja dan masih banyak lagi.


CEO Kioson, Andrew meyakini, kehadiran aplikasi WMS tersebut akan semakin mempermudah para pelaku usaha dalam berjual-beli secara online.


“Aplikasi WMS KIOS akan membawa kemudahan bagi UKM dalam bertransaksi online. Terlebih, kami menambahkan fitur sameday delivery dengan ongkir yang murah karena gudang KIOS sudah tersebar di banyak tempat,” ungkap Andrew, dalam siaran pers, Rabu (24/8/2022).


Seperti diketahui, KIOS juga baru saja meluncurkan layanan sameday delivery yang menjangkau 25 kota di seluruh Indonesia usai menggandeng 350 brand usaha kecil dan menengah (UKM) ke dalam ekosistem miliknya.


Beberapa merek yang bergabung, diantaranya Gamal Men, Dew It Skin, Edifier, Moft, ARBIT, Rise & Shine by Raisa, Herbami by DJ Katy, Vinyx, Toffin, Forge Active Wear, Nuwa Skin dan lainnya.


Melalui aplikasi WMS tersebut, sambung Andrew, Kioson memperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan di akhir tahun 2022.


“Kami memprediksi kenaikan pendapatan hingga 20% dengan laba bersih ditargetkan mencapai 25% pada akhir tahun,” pungkasnya.


Target realisasi itu tentu bukan tanpa sebab. Sebelumnya, Kioson terbukti menjaga kinerja positif setelah sempat terpuruk selama masa pandemi.


Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perusahaan tahun 2021, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar. Berbanding terbalik dari tahun 2020 yang mengalami kerugian mencapai Rp41,9 miliar.


Adapun laba kotor turut meningkat 124% menjadi Rp15,3 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year).


Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perusahaan tahun 2021,  perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar. Berbanding terbalik dari tahun 2020 yang mengalami kerugian mencapai Rp41,9 miliar. Adapun laba kotor turut meningkat 124% menjadi Rp15,3 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year).