EmitenNews.com - Sedikitnya 571.410 kesamaan NIK antara penerima bantuan sosial dengan pemain judi online pada tahun 2024. Catatan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, total deposit judol dari rekening itu mencapai Rp957 miliar dalam 7,5 juta kali transaksi.

Dalam keterangannya kepada pers, Jumat (11/7/2025), di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengakui ada sejumlah rekening dari penerima bantuan sosial terdeteksi juga melakukan aktivitas judi online. Karena itu, pemerintah berencana mencoret nama penerima bansos yang terafiliasi judi online tersebut.

Mensesneg mengingatkan instruksi Presiden Prabowo Subianto jelas bahwa data penerima bansos harus dirapikan, untuk menghindari salah sasaran. Intinya, agar para penerima program itu lebih tepat sasaran, melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional.

Pemerintah mendeteksi, dari hasil penyatuan data itu, ditemukan bahwa ada yang sebenarnya tidak layak mendapatkan bantuan karena sudah berada di tingkat ekonomi yang tergolong mampu, tetapi masih saja mendapatkan bantuan sosial. Inilah yang juga dirapikan sekalian.

Selain itu, pemerintah saat ini juga tengah berperang habis-habisan dengan permasalahan judi online, narkoba, penyelundupan, hingga masalah korupsi.

Seperti diketahui PPATK melakukan pengujian cepat data penerima bansos melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan data NIK pemain judol yang dikumpulkan sampai periode 2024.

Dalam keterangannya Koordinator Kelompok Humas PPATK Natsir Kongah, Kamis (10/7/2025), mengatakan, pengujian cepat telah dilakukan dengan membandingkan data NIK dari data bansos 28,4 juta NIK dengan data pemain judol 2024 yang sebanyak 9,7 juta NIK.

Dari pengujian data itu,PPATK menemukan 571.410 kesamaan NIK antara penerima bansos dengan pemain judol pada 2024. Itu berarti, ada sekitar 2% orang dari penerima bansos yang juga sebagai pemain judol tahun 2024.

PPATK mendapati total deposit judol dari 571.410 orang penerima bansos pada 2024 itu mencapai Rp957 miliar dalam 7,5 juta kali transaksi.

"Dari sebaran banyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan. Daerah lainnya juga banyak," ucap mantan wartawan ini. ***