EmitenNews.com - Perdana Karya Perkasa (PKPK) bakal mencaplok 99,94 persen saham Bhakti Harapan Sejahtera (BHS) senilai Rp165 miliar. Pembelian 14.991 juta saham diborong dari Deli Pratama Batubara (DPB). DPB tidak lain pengendali perseroan. 

Per 30 Oktober 2023, DPB memiliki 890.051.418 saham atau 74,17 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dengan demikian, DPB selaku penjual dalam transaksi itu, merupakan pemegang saham pengendali perseroan. 

Saat ini, BHS memiliki entitas anak yaitu Tri Oetama Persada (TOP). Kepemilikan BHS pada TOP sebesar 70 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam TOP. TOP memiliki Izin Usaha Pertambangan – Operasi Produksi (IUPOP) atas 10 ribu hektare (ha) tambang batu bara. Transaksi itu, tidak mengakibatkan perubahan pengendali baik atas BHS maupun secara tidak langsung atas TOP.

DPB selaku pemilik saham BHS telah mengetahui dengan baik kondisi BHS, dan TOP. Dengan begitu, proses pengkajian transaksi, dampak, penentuan syarat, dan kondisi transaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah dibanding dengan perusahaan lain tidak memiliki hubungan afiliasi.

Transaksi itu didasari keinginan perseroan dapat memiliki sumber pendapatan usaha berkelanjutan melalui investasi pada perusahaan tambang akan memberi kontribusi pertumbuhan pendapatan di masa depan. Perusahaan tambang akan diakuisisi saat ini dalam kondisi belum beroperasi namun diperkirakan dapat beroperasi secara komersial di akhir kuartal ke-4 tahun 2023 dengan telah dimilikinya kuota produksi batu bara tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

Manfaat lain momentum koreksi harga komoditas batu bara sehingga perseroan dapat melakukan akuisisi saham dengan harga wajar dan ketika harga komoditas batu bara mengalami pemulihan, perseroan akan mendapat efek positif. Perseroan sangat yakin harga komoditas batu bara masih akan terus bergerak stabil, dan cenderung menguat di kemudian hari mengingat permintaan masih sangat tinggi.

Dengan transaksi itu, secara konsolidasi prospek usaha perseroan dapat meningkat dengan memanfaatkan peluang usaha atas kontribusi BHS, dan entitas anak diharap dapat memperkuat struktur usaha, dan kinerja perseroan, untuk dimanfaatkan secara optimal bagi perkembangan perseroan secara terarah, dan berkesinambungan. 

Setelah transaksi efektif, dengan mempertimbangkan masih tingginya permintaan terhadap batu bara sebagai kebutuhan bahan bakar utama pembangkit listrik, baik di pasar domestik maupun luar negeri di masa mendatang, diharap perseroan dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi pada saham perseroan, sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham, dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham perseroan.

Sumber pendanaan untuk transaksi itu dari sebagian besar atau sekitar 80,68 persen hasil right issue alias sekitar Rp204,51 miliar belum digunakan. Oleh karena itu, perseroan akan menggunakan sekitar Rp165 miliar untuk akuisisi. Nah, untuk itu perseroan akan meminta restu investor melalui rapat umum pemegang saham pada Senin, 8 Januari 2024 mendatang. (*)