EmitenNews.com—PT Mandiri Sekuritas (CC) cukup optimis dalam memandang situasi saat ini dimana sentimen regional, nasional dan global silih berganti menghantam Pasar Modal Indonesia. Seperti diketahui, saat ini pelaku pasar masih menantikan petunjuk mengenai kemungkinan The Fed memperlambat atau menghentikan kenaikan suku bunga acuan menyusul pidato Kepala The Fed, Jerome Powell di Rabu (30/11) waktu setempat.


Adapun mengawali pekan pertama di bulan ke dua belas tahun 2022  terdapat rilis data inflasi di awal bulan, akan memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG, kondisi perekonomian yang cukup stabil dapat memberikan perkiraan inflasi dalam kondisi normal dan stabil, sehingga jika terjadi kenaikan merupakan hal wajar dimana perekonomian terlihat mulai bergerak seiring dengan mulai membaiknya situasi.


Mandiri Sekuritas masih percaya bahwa IHSG akan berada di level 7300 pada akhir tahun 2022 ini. Hal itu sejalan dengan terus membaiknya kondisi saat ini.


Optimisme Mandiri Sekuritas, tercermin dengan strategi bisnis dan rencana broker berkode CC itu untuk memboyong banyak perusahaan masuk ke Pasar Modal Indonesia melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Perseroan saat ini sudah mengantongi sejumlah perusahaan yang siap gelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).


Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan kebanyakan calon emiten yang IPO lewat Mandiri Sekuritas memiliki nilai emisi di atas Rp 1 triliun. Dia sempat mengungkap perusahaan pelat merah yang akan IPO lewat Mandiri Sekuritas.


"Kita perkirakan semua (calon emiten) di atas Rp 1 triliun.Pokoknya perusahaannya bagus-bagus. BUMN ada. Dan itu gede-gede semua,” kata Oki di Jakarta, Rabu (30/11/2022).


Oki juga turut angkat suara mengenai prospek perusahaan teknologi ke depannya. Sebelumnya, sektor saham teknologi jadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).


Dalam sepekan, IDX Sector Technology susut 702,15 poin atau 10,64 persen. Sepanjang 2022, sektor saham teknologi susut 34,45 persen.


Dia mengatakan, efisiensi dan rasionalisasi perusahaan berbasis teknologi harus dinamis menghadapi kondisi pasar, utamanya saat ini. Pernyataan tersebut menjawab tren pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh banyak perusahaan teknologi beberapa waktu terakhir.


"Perusahaan teknologi banyak PHK massal bukan berarti fundamental dan bisnis modelnya salah. Efisiensi dan rasionalisasi mereka harus dinamis menghadapi kondisi pasar, kalau kondisi pasar tidak bagus, bukan berarti fundamental mereka jelek,” kata Oki.


Salah satu emiten teknologi yang saat ini menyita perhatian pasar yakni saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Hal itu berkaitan dengan usainya periode lock up saham GOTO per 30 November 2022 bagi investor yang memegang saham seri A. Artinya, setelah periode lockup berakhir pemegang saham tersebut dapat menjual sahamnya di Bursa.


"Saya optimis perusahaan teknologi memiliki model bisnis yang bagus. GOTO misalnya. Sejak IPO sampai dengan sekarang (modal bisnisnya) tidak berubah. Hanya sentimen pasar saja,” beber Oki.