EmitenNews.com—Kenyataan bahwa IHSG tampak semakin kesulitan melewati Resistance kritis 7100 dan penurunan Jumat kemarin yang semakin menjauh dari MA10 malah semakin mengancam keberadaan level 7000 sebagai Support psikologis.   

Liza C. Suryanata Head Of Research NH Korindo Sekuritas mengatakan, jikalau konsolidasi masih harus berlanjut hari ini, maka Support jangka pendek 7000 atau 6970-6930 harus bersiap untuk menahan penurunan IHSG agar tak setara dengan EIDO yang  sudah melemah duluan sebesar 1,82%.   


Namun demikian, secara jangka Panjang, ternyata trend naik IHSG yang bermula sejak Bottom tahun 2020 belum akan terganggu seandainya pun IHSG harus menguji level Support 6850.  Malah kita harus gunakan momentum pelemahan tersebut sebagai kesempatan untuk Buy On Weakness.


Ekonomi AS Resilient, siap menghadapi FFR 4%. Pasar tenaga kerja AS solid, Unemployment Rate turun ke angka rendahnya di level 3,50%; dan ADP Employment Change Sept. bertambah +12% MoM, mengindikasikan ekonomi AS siap untuk kenaikan FFR lanjutan menjadi 4% November mendatang, melengkapi kenaikan FFR +75Bps Hattrick pada September, Juli dan Juni lalu. Di sisi lain, ketatnya pasar tenaga kerja kontras dengan data manufaktur AS yang mengarah pada kontraksi, dengan ISM Manufacturing Sept. di level 50,9 (Vs. Aug. 52,8); atau level terendah sejak Pra-Pandemi 2020 lalu. Adapun, kebijakan RBA hanya menaikkan Cash Rate Target Oct. +25Bps (Vs. Surv. +50Bps), sekaligus menjadikan Bank Sentral pertama yang mengakui, bahwa saat ini waktu tepat untuk kebijakan moneter yang lebih longgar.


IHSG menguji level psikologis 7.000, jelang Fed Meeting Minutes. Investor melihat kenaikan FFR +75Bps September efektif, seiring PPI maupun CPI AS Sept. MoM diproyeksikan kembali terjaga, masing-masing catatkan laju inflasi hanya sebesar +0,2% (Vs. Aug. -0,1% dan Aug. +0,1%), berdasarkan survei Bloomberg. Inflasi melandai, akan menahan wacana kenaikan FFR +125Bps hingga akhir tahun 2022, atau kenaikan +75Bps November dan +50Bps Desember. Data PPI dan CPI, sekaligus memberikan gambaran penting posisi inflasi yang akan dibahas pada Fed Meeting Minutes pekan ini. Di sisi lain, investor tetap mengantisipasi dampak pemangkasan produksi minyak OPEC+, sebanyak 2Juta BpD atau setara 2% permintaan minyak global, per November mendatang. Hal ini, akan mendorong kenaikan kembali harga minyak global, yang kemudian menahan inflasi AS tetap tinggi dalam periode lama.


INTP Advise Speculative Buy. Entry Level:  9125-9000. Average UP >9200. Target:  9500-9550 / 9700 / 9800. Stoploss:  8950.  

BBTN Advise Buy On Break. Entry Level:  1510-1520. Average Up >1530. Target:  1590-1620. Stoploss:  1485. 

WIKA Advise Buy. Entry Level:  955-945. Average Up >965. Target:  1000-1010 / 1020-1025 / 1050. Stoploss:  925. 

INDF Advise Speculative Buy. Entry Level:  6075-6000. Average Up >6125-6150. Target:  6300-6400 / 6475-6500 / 6600-6650 / 6750. Stoploss: 5975.