EmitenNews.com—Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menilai PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memiliki potensi besar di industri panas bumi Tanah Air. Oleh karenanya Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dinilai sebagai sebuah langkah tepat.

 

“Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGE cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi, prospeknya cerah ke depan,” kata Eddy saat memimpin rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral di Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

 

Meski demikian, diakuinya, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang digarap oleh PGE memang membutuhkan modal besar. Hingga tahun 2027 mendatang Pertamina memang telah menyiapkan total investasi mencapai 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp24,2 triliun dengan kurs Rp15.133 per dolar Amerika Serikat.

 

Sehingga, langkah PGE menggelar initial public offering (IPO) pada Februari 2023 lalu merupakan sebuah langkah yang tepat, dimana telah berhasil meraih dana sekitar Rp9 triliun. “Dengan IPO ini, sebagian besar untuk modal awal proyek, bisa dilaksanakan. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya. Baik (mitra) nasional atau swasta asing. Melihat tingginya minat EBET (energy baru dan energy terbarukan), saya kira PGE tidak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGE ke depannya,” pungkasnya. 

 

Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) terus berupaya mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia. Emiten anak usaha Pertamina itu pun menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD250 juta atau setara Rp3,82 juta (kurs Rp15.300) pada 2023.

 

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), Nelwin Aldriansyah, mengatakan jumlah capex tersebut naik 316,67% dibandingkan dengan belanja modal pada 2022 sebesar USD60 juta.

 

Penggunaan belanja modal pada 2023, di antaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja (WK) panas bumi yang sudah yang ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55MW di WK Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan.

 

PGEO sendiri menargetkan peningkatan kapasitas produksi hingga 1.272 Mega Watt (MW) pada tahun 2027 seusai perseroan resmi menyelenggarakan Initial Public Offering (IPO) pada 24 Februari 2023 lalu.

 

Kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272 MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana hasil IPO. Hingga saat ini PGE telah berhasil mengaliri 2,08 juta rumah di Indonesia," ujar Corporate Secretary PGEO Muhammad Baron dalam keterangan resmi.