EmitenNews.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan III dengan target dana sebesar Rp 9 triliun.


Dalam rangka hal tersebut, perseroan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap I tahun 2022 dengan pokok sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat dengan nilai 100% dalam dua seri, yakni seri A dan seri B. Seri A berjangka waktu 367 hari kalender sejak tanggal emisi. Sedangkan, seri B berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.


Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan, di mana bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 8 Juni 2022. Sedangkan, bunga obligasi terakhir sekaligus pelunasan obligasi akan dibayarkan pada 15 Maret 2023 untuk seri A dan 8 Maret 2025 untuk seri B.


Obligasi berkelanjutan III tahap II dan atau tahap selanjutnya jika ada akan ditetapkan kemudian. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Indo Premier Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, PT UOB Kay Hian Sekuritas, dan PT Aldiracita Sekuritas Indonesia.


Merdeka Copper Gold (MDKA) mengantongi restu untuk menerbitkan right issue maksimal 1,20 miliar. Penawaran umum terbatas (PUT) jilid II itu, dipersenjatai nilai nominal Rp20 per lembar. 


”Peserta rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 99,99 persen menyetujui rencana perseroan untuk mementaskan penambahan modal dengan skema right issue,” tutur Adi Adriansyah Sjoekri, Corporate Secretary Merdeka Copper Gold, Jumat (28/1).


Selanjutnya, pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar (AD) Merdeka Copper Gold sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dengan memberikan HMETD, yaitu dari 22.904.850.815 saham menjadi maksimum 24.110.850.815 lembar dengan nilai nominal Rp20 per saham, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan berlaku.


Lalu, menyetujui pengunduran diri Heri Sunaryadi sebagai komisaris, dan Michael W.P. Soeryadjaya sebagai direktur. Mengangkat Yoke Candra Katon sebagai komisaris, dan Andrew Starkey sebagai direktur dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan rapat sampai dengan RUPS Tahunan pada 2025.


Sebelumnya, emiten milik Sandiaga Uno tersebut berencana menerbitkan right issue 1,20 miliar dengan harga pelaksanaan Rp2.830 per lembar senilai Rp3,41 triliun. Seluruh dana bersih right issue untuk kebutuhan likuiditas umum, belanja modal, dan modal kerja. Right issue itu akan memperkuat struktur permodalan, dan memberi nilai tambah untuk mendukung kinerja. Kalau pemegang saham tidak melaksanakan haknya, kepemilikan pemegang saham akan terdilusi maksimum 5 persen.