Mega Update (12 Februari 2018): IHSG ditutup melemah 0,6 persen atau 39,11 poin ke level 6.505,52 pada akhir perdagangan pekan lalu, setelah sebelumnya dibuka dengan pelemahan 0,82% atau 53,35 poin ke posisi 6.491,29. Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir melemah, dengan sektor penekan penurunan utama adalah sektor pertambangan (-2.48%), dan sektor aneka industri (-1,76 persen). Adapun hanya sektor industri dasar dan kimia (+1,83 persen) yang mencatatkan penguatan. Saham-saham penekan IHSG utama antara lain ASII (-2,09 persen), TLKM (-1,74 persen), HMSP (-0,82 persen), dan GGRM (-2,35 persen). Di Asia Tenggara, indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,12 persen), indeks SE Thailand (-0,05 persen), indeks FTSE Malaysia KLCI (-1,07 persen), dan indeks PSEi Filipina (-1,64 persen) masing-masing mencatatkan pelemahan. Di negara Asia lainnya, indeks Nikkei 225 (-2,32 persen), indeks Hang Seng (-3,1 persen) dan indeks Shanghai Composite (-4,05 persen) juga masing-masing melemah. IHSG mengekor pelemahan bursa saham Asia dan global setelah bursa saham Amerika Serikat kembali mengalami penurunan besar pada penutupan perdagangan Kamis (8/2) di tengah kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi. Di Amerika Serikat, Wall Street ditutup rebound setelah sempat turun dalam pada hari Kamis (8/2). Indeks Dow Jones Industrial Average (+1,38 persen), Indeks S&P 500 (+1,49 persen), dan Indeks Nasdaq Composite (+1,44 persen) masing-masing mencatatkan penguatan. IHSG mencatatkan penurunan 10 persen dari posisi tertinggi pada penutupan Kamis lalu setelah terdapat kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi. Selain itu juga, para investor juga terus memantau kemajuan rancangan undang-undang pengeluaran pemerintah Amerika Serikat.
- SRIL Targetkan Ekspor Capai 60 persen
- DAYA Telah Gunakan Seluruh Dana IPO
- MTLA Targetkan Marketing Sales Rp 2 Triliun
- Belanja Modal CLEO Rp 200 Miliar
- BEST Anggarkan Belanja Modal Rp 600 Miliar
- Anak Usaha PTPP Berencana IPO Saham
Related News
The Fed Tembak Yield AS: Inilah 3 Aset Rupiah yang Bakal Diserbu!
Indonesia Aman dari Sudden Stop? Analisis Utang Luar Negeri Indonesia
Kontrol Biaya vs Stagnasi Pasar: Studi Kasus ICBP dan UNVR
Analisis Pricing Power ICBP vs UNVR: Siapa Jagoannya Ya?
Psikologi Smart Money: Mengapa Net Buy Asing Naik 103,44 Persen YoY?
Berapa Margin of Safety BMRI? Simak Analisisnya Yuk!





