Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun hampir 1 persen setelah ditutup melemah 0,98 persen atau 65,13 poin di level 6.555 (26/02). Tujuh indeks sektoral berakhir di zona merah dipimpin sektor finansial (-1,66 persen) dan konsumer (-1,33 persen). Adapun sektor pertanian dan industri dasar masing-masing ditutup menguat 0,66 persen dan 0,12 persen. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp741,20 miliar. Pagi ini bursa regional menguat, IHSG fluktuatif melemah terbatas (6.520 – 6.595) Mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara ditutup menguat (indeks FTSE Straits Time Singapura +0,69 persen, indeks PSEi Filipina +0,38 persen, dan indeks SE Thailand (+1,01 persen). Sebaliknya indeks FTSE Malay KLCI turun 0,08 persen. Di kawasan Asia lainnya, penguatan indeks Topix dan Nikkei 225 masih berlanjut menyusul reli bursa saham AS di tengah optimisme bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya secara agresif. Indeks Kospi ditutup menguat 0,25 persen sementara indeks Shanghai Composite naik 1,23 persen dan indeks Hang Seng naik 0,74 persen. Pergerakan indeks saham acuan Wall Street ditutup menguat, ditopang sentimen penurunan imbal hasil obligasi AS yang mengurangi kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga dan kembali fokus pada pertumbuhan ekonomi. Indeks Dow Jones +1,58 persen, indeks S&P 500 +1,18 persen, dan indeks Nasdaq +1,15 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menjadi 2,86 persen turun dari level tertinggi 4 tahun yang dicapai pekan lalu. The Fed memerkirakan pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko yang mungkin dapat mengubah laju kenaikan suku bunga yang direncanakan. Pasar selanjutnya akan mencermati testimoni Jerome Powell pada hari ini, yang merupakan agenda awal yang penting sejak mengambil alih posisi Janet Yellen.
- Pendapatan MYOH USD 190 Juta
- GIAA Rugi USD 67,6 Juta
- Laba META turun 59,63 persen
- GMFI Bukukan Pendapatan USD 439,3 Juta
- BBTN Incar Rp 1,82 Triliun dari Penerbitan EBA-SP
- SRIL Nyatakan Tidak Terkait dengan PT. RUM
Related News
Data Bicara: Cara Atur Strategi Portofolio di Tahun 2026!
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?
Prospek SUPA: PBV Menarik, Tapi Siapkah Hadapi Risiko NPL UMKM 2026?
Flywheel Superbank: Akankah AI dan Ekosistem Grab Jadi Moat Abadi?
Fundamental: Evolusi Ekosistem Grab-Emtek jadi Turnaround Superbank!





