EmitenNews.com - PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (5/1/2024)

Perusahaan yang akan menggunakan kode saham ASLI ini bergerak di bidang pengerjaan pondasi, jalan dan infrastruktur lainnya. Perseroan menjalani kegiatan usaha utama di bidang konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, flyover dan underpass, serta konstruksi bangunan sipil jalan. 

Kegiatan operasional perusahaan yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai kontraktor umum, terutama dalam pekerjaan pondasi, ereksi, bekisting, dan konstruksi jalan. Perusahaan ini resmi didirikan pada tanggal 20 Desember 2008 di Kota Bekasi Jawa Barat.

Pada Juni 2023 lalu, ASLI mencatatkan laba bersih sebesar Rp10,75 miliar. Angka itu naik 58,62% dari periode yang sama tahun 2022 lalu atau secata YoY (year on year) yang sebesar Rp6,77 miliar.

Dalam prospektus yang dirilis perseroan, kenaikan laba bersih ini ditopang oleh naiknya pendapatan pada periode yang sama. Di mana, pada Juni 2023, perseroan mengantongi pendapatan sebesar Rp82,61 miliar, naik 33,44% dari Juni 2022 yang sebesar Rp61,91 miliar.

“Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pendapatan proyek jasa konstruksi dan pendapatan sewa,” kata managemen ASLI dikutip dari prospektus pada Jumat (5/1/2024).

Dari perspektif pengeluaran, beban pokok pendapatan perusahaan pada bulan Juni 2023 mencapai Rp56 miliar, mengalami kenaikan sekitar 29,23% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp43,33 miliar. Kenaikan ini terutama dipicu oleh biaya penyusutan dan material.

Sementara itu, total aset perusahaan selama Januari-Juni 2023 mencapai Rp382,75 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% jika dibandingkan dengan total aset perusahaan pada Desember 2022 sebesar Rp366,94 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan tagihan bruto dari pemberi kerja pihak ketiga.

Dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan menawarkan sebanyak 1,25 miliar saham atau 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor. Maka demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp125 miliar.