EmitenNews.com - Penjualan produsen pupuk, PT Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) sepanjang semester I-2022 terkumpul Rp1,45 triliun. Meroket 103 persen dari periode sama sama tahun lalu sebesar Rp711,88 miliar. 


”Kami bersyukur kinerja semester pertama 2022 sangat baik. Itu ditunjang permintaan pasar untuk pupuk NPK khususnya dari kalangan perkebunan sawit masih sangat tinggi,” tutur Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik, Senin (1/8).


Akhir Juni 2021, penjualan Saraswanti tercatat Rp711,88 miliar, sedang periode sama tahun ini Rp1,45 trilliun. ”Peningkatan penjualan tidak hanya didukung kenaikan harga, tapi juga karena naiknya volume penjualan pupuk,” imbuhnya.


Selain karena permintaan tinggi, kebijakan pemerintah juga ikut menambah positif iklim industri pupuk. Misalnya, kebijakan pemerintah menghapuskan pajak ekspor (PE) Crude Palm Oil (CPO) sampai 31 Agustus 2022. Itu akan mendongkrak harga CPO lokal berimbas pada kemampuan belanja pupuk untuk meningkatkan produktivitas sawit. ”Kami optimistis hingga akhir tahun bisnis pupuk Indonesia masih potensial,” ucapnya.


Tidak disangkal permintaan pupuk terus meningkat. Bahkan, Saraswanti sudah mengantongi pesanan hingga Oktober 2022. Oleh karena itu, manajemen Saraswanti merevisi target penjualan sepanjang tahun 2022. ”Kami meningkatkan proyeksi penjualan tahun 2022 menjadi Rp2,88 triliun dari skema awal Rp2,4 triliun,” jelas Yahya.


Nah, dari sisi bahan baku, Saraswanti mampu mengamankan diri hingga akhir tahun. Per akhir Juni 2022, laba sebelum pajak Saraswanti melonjak 152 persen menjadi Rp174,69 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp69,31 miliar. Selanjutnya, laba bersih terkumpul Rp140 miliar, melambung 164 persen dari periode sama tahun lalu Rp53 miliar. 


Efeknya, laba per saham dasar menanjak 162 persen menjadi Rp27,44 dari periode sama tahun lalu Rp10,45. Perusahaan bidang produksi dan distribusi pupuk NPK itu, mencatat aset Rp2,46 triliun dengan liabilitas Rp1,54 triliun, dan ekuitas Rp918 miliar. (*)