EmitenNews.com—PT Garuda Indonesia(Persero) Tbk (GIAA) mengantongi sisa dana rights issue senilai Rp6,53 triliun dari total nilai bersih yang diperoleh sebesar Rp7,77 triliun.

 

Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mencatat, dana yang terpakai digunakan untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan ongkos operasional (opex). Sebelumnya menurut prospektus, rencana penggunaan dana adalah Rp4,5 triliun untuk capex dan Rp3,29 triliun untuk opex.

 

"Realisasinya, capex total Rp630,80 miliar, dan opex Rp632,75 miliar ," tulis Irfan dalam keterangannya di keterbukaan informasi, Rabu (18/1/2023).

 

Secara rinci, kebutuhan capex hanya digunakan untuk maintenance & restorasi senilai Rp630,80 miliar. Realisasi tersebut masih sedikit dibandingkan rencana awal capex untuk maintenance & restorasi senilai Rp3,6 triliun.

 

Sementara untuk realisasi capex pemenuhan maintenance reserve juga tampak masih nihil dari target senilai Rp900 miliar. Di bagian opex, tercatat sebanyak Rp632,75 miliar dana telah disalurkan, alias masih lebih rendah dari rencana awal senilai Rp3,29 triliun.

 

Sebagian besar dana opex yang telah dipakai mengalir untuk kebutuhan restrukturisasi senilai Rp370 miliar, ongkos sewa pesawat Rp117,42 miliar dan Rp145,32 miliar sebagai modal kerja lainnya.

 

Untuk diketahui, GIAA telah merampungkan proses right issue senilai Rp7,7 triliun, sebagai tahapan dalam restrukturisasi utang. Selain partisipasi pemegang saham, aksi korporasi ini juga mencakup penyertaan modal negara (PMN) sejumlah Rp7,5 triliun.

 

Pergerakan saham Garuda Indonesia (GIAA) kembali masuk jebakan auto reject bawah (ARB). Itu setelah terkikis 8 poin menjadi Rp108. Menukik 6,9 persen dari perdagangan akhir pekan lalu Rp116.

 

Saham Garuda beredar pada titik tertinggi di level Rp110, terendah Rp108, dan rata-rata berayun di posisi Rp108 per lembar. Sepanjang perdagangan, saham Garuda ditransaksikan 66.367 lot senilai Rp716,80 miliar.