EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mix cenderung melemah. Mengikuti bursa regional yang mengalami koreksi. Selain itu, data inflasi, dan PMI tidak terlalu menggembirakan berpotensi menekan Indeks.
Di sisi lain, investor masih menunggu keputusan suku bunga The Fed. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.000, dan resisten 7.130,” tutur Ayu Dian, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Rabu (2/11).
Secara teknikal, Indeks kembali tertahan pada area resistance, dan membentuk candle bearish diikuti stochastic telah membentuk death cross sehingga rawan terjadi koreksi. Namun beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain MAPI, INDF, ESSA, ELSA, CPIN, INTP, BTPS, dan SMBR.
Kemarin, Indeks minus 0,66 persen menjadi 7.052. Sektor mengalami pelemahan dalam antara lain energy minus 2,97 persen, transportation susut 1,19 persen, dan industry merosot 1,19 persen. Investor asing membukukan net buy pasar reguler Rp350,19 miliar. Saham paling banyak dibeli investor asing antara lain BBRI, BBCA, ASII, KLBF, dan ICBP.
Sementara itu, ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah. Para pelaku pasar masih menunggu keputusan suku bunga The Fed dengan konsensus naik 75 bps. Pasar melihat The Fed masih agresif hingga akhir tahun. Selain itu, pasar merespons negatif data manufacturing PMI Oktober kembali turun dibanding bulan sebelumnya menjadi 50.2. Data JOLTs Job Openings September naik menjadi 10.717 juta.
Pagi ini, bursa Asia terjun bebas. Indeks Nikkei 225 terperosok 0,15 persen, dan Kospi melemah 0,26 persen. Pagi ini, Korea merilis data inflasi Oktober kembali naik menjadi 5,6 persen secara tahunan atau di atas konsensus 5,6 persen. (*)
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,22 Persen, ASII, SMGR, GOTO Top Losers LQ45
Torehkan Sejarah, DRMA Ekspor Komponen Otomotif ke Amerika Serikat
Indonesia Sukses Tarik 40.427 Potential Pax dari Arabian Travel Market
Mirae Asset Gelar HOTS Championship Season 12, Ini Tujuannya
OJK Sebut Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga
Hilirisasi Bawa Ekspor Nikel Tahun 2022 Naik 10 Kali Lipat dari 2017